Menyusuri sejarah perjalanan keliling dunia oleh pemuda Indonesia, kita menemukan sebuah kisah yang inspiratif dan penuh tantangan. Pada tahun 1955, lima pemuda berani menghadapi batasan zaman dengan tekad untuk menjelajahi dunia hanya dengan berjalan kaki dan bersepeda.
Kisah ini berakar pada semangat kebangsaan yang menggebu saat Indonesia terlibat dalam pergerakan melawan neo-kolonialisme. Pemuda-pemuda tersebut, yakni Rudolf Lawalata, Abdullah Balbed, Sudjono, Saleh Kamah, dan Darmadjati, bersatu dalam langkah yang tidak biasa, yang pada saat itu menjadi simbol keberanian dan keterbukaan dunia.
Mereka mengumumkan niat tersebut melalui media massa, menarik perhatian publik dan pemerintah. Keberanian mereka untuk mengambil langkah berani memicu perhatian, hingga Presiden Soekarno mendukung mereka dengan memberikan biaya serta persediaan yang diperlukan untuk perjalanan tersebut.
Perjalanan yang Berlatar Belakang Sejarah dan Kebudayaan
Perjalanan lima pemuda ini tidak hanya sekadar eksplorasi fisik, melainkan juga sebuah pencarian identitas bangsa. Setiap tempat yang mereka kunjungi menjadi saksi bisu perjuangan mereka dalam memperkenalkan Indonesia kepada dunia.
Dengan latar belakang sejarah yang kaya dalam konteks politik global, perjalanan ini menggarisbawahi semangat pencarian jati diri bangsa. Ketika mereka melintasi berbagai negara, mereka tidak hanya mempromosikan diri sebagai individu, tetapi juga membawa citra Indonesia ke mana pun mereka pergi.
Mereka memilih jalur yang berbeda—ada yang bersepeda, ada pula yang berjalan kaki. Setiap pilihan rute membawa cerita baru yang menjadi potongan dari perjalanan luar biasa ini. Dari Malaysia hingga Amerika Latin, kehadiran mereka selalu mencurahkan perhatian dari masyarakat setempat.
Pesan dan Inspirasi dari Soekarno
Dalam pertemuan dengan Soekarno, para pemuda ini menerima pesan penting yang mengisyaratkan tanggung jawab terhadap tanah air. Soekarno, dengan nada penuh harapan, memberikan dorongan untuk tetap mengingat jati diri Indonesia meskipun dalam perjalanan yang jauh.
“Bawalah dirimu mengelilingi dunia tapi tunjukkanlah jiwamu tetap kepada Tuhan dan Indonesia,” ujar Soekarno, mengingatkan mereka akan makna dari perjalanan hidup. Pesan ini bukan hanya untuk mereka, melainkan untuk seluruh rakyat Indonesia pada masa itu.
Dengan dukungan dan restu dari pemimpin bangsa, mereka berangkat menjalani misi dengan tekad yang kuat. Sumber daya yang diberikan tidak hanya fisik, tetapi juga semangat juang yang terpatri dalam semangat pemuda. Pengalaman perjalanan ini menjadi modal penting bagi mereka dalam menatap masa depan.
Pengalaman Tak Terlupakan di Luar Negeri
Saat menjejakkan kaki di berbagai negara, mereka beroleh sambutan hangat dari penduduk lokal. Keberadaan mereka menjadi sorotan, menarik perhatian media internasional yang meliput perjalanan unik ini.
Saat tiba di Amerika Serikat, Sujono dan Abdullah Balbed dilaporkan oleh media lokal yang mengagumi ketekunan mereka. Webb ditulis bahwa dua mahasiswa ini memiliki semangat yang tak terbendung meski dalam kondisi serba sederhana.
Pada setiap langkah perjalanan, mereka mengalami berbagai tantangan—cuaca, medan, hingga interaksi dengan budaya baru—yang semuanya menjadi pengalaman berharga. Hal-hal inilah yang menjadikan mereka tidak hanya menjelajahi dunia, tetapi juga memperluas wawasan dan pengetahuan yang akan dibawa pulang ke tanah air.
Sambutan Pulang dan Refleksi Pengalaman
Setelah enam tahun melakukan perjalanan, hanya beberapa di antara mereka yang kembali ke Indonesia. Sujono dan Saleh Kamah menerima sambutan meriah dari masyarakat, sebagai simbol pengorbanan dan usaha mereka yang luar biasa.
Kembali ke tanah air, mereka membawa cerita dan pengetahuan yang tak ternilai. Dari segala pengalaman, Sujono menegaskan pentingnya mengombinasikan pengalaman dengan pengetahuan sebagai modal untuk pengabdian terhadap bangsa.
Kenangan perjalanan ini mempengaruhi pilihan hidup masing-masing. Sementara Abdullah Balbed memilih menetap di Amerika Serikat, Sujono dan Saleh Kamah melanjutkan hidup dengan karier masing-masing. Perjalanan ini menjadi cerita indah yang terukir dalam sejarah bangsa.















