Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Batam, Rosmiati, menjelaskan bahwa sekolahnya merupakan yang pertama mendapatkan program MBG di Kecamatan Nongsa. Program ini berdampak positif bagi siswa, dengan setiap hari 800 siswa menerima gulungan makanan dari SPPG Summerland melalui mitra SIA.
Rosmiati menjelaskan bahwa hampir semua menu makanan yang disajikan sangat disukai oleh siswa, kecuali beberapa pilihan seperti telur rebus yang kurang diminati. Meski demikian, mereka tetap berusaha menyajikan variasi menu yang menarik setiap harinya.
“Tidak ada makanan yang bersisa. Jika ada lauk atau telur yang tidak dikonsumsi siswa, kami akan mengumpulkannya untuk dibagikan kepada siswa dari keluarga tidak mampu,” kata Rosmiati, menegaskan komitmen sekolah terhadap kesejahteraan semua siswa.
Menariknya, program MBG ini tidak mempengaruhi pendapatan kantin sekolah. “Sejak ada MBG, kantin di sekolah tetap normal penjualannya,” sambungnya, menunjukkan bahwa program ini diterima baik oleh seluruh pihak.
Program MBG berperan penting dalam melatih kedisiplinan siswa. Siswa ditugaskan untuk mengoordinasikan penyaluran paket MBG ke kelas masing-masing, menjadikan mereka lebih bertanggung jawab.
Siswa yang piket bertugas mengambil dan menghantarkan ompreng (food tray) MBG dari kantor ke kelas. Pengambilan ompreng yang masih berisi makanan dilakukan oleh siswa laki-laki, sementara pengembalian ompreng kosong dilakukan oleh siswa perempuan.
Keberhasilan Program MBG dalam Meningkatkan Kualitas Makanan
Program MBG bukan hanya memberikan makanan, tetapi juga meningkatkan kualitas gizi siswa. Dengan makanan yang bergizi, diharapkan siswa dapat lebih berfokus dalam belajar.
Berdasarkan pengamatan, daya serap pelajaran siswa meningkat saat mereka mendapatkan asupan makanan yang cukup dan sehat. Kesehatan fisik yang lebih baik tentunya berpengaruh positif pada kemampuan akademik mereka.
Sekolah juga melakukan evaluasi berkala terhadap menu yang disajikan. Masukan dari siswa sangat diperhatikan untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan tetap variatif dan menarik.
Selain itu, program ini menjadi suatu model yang baik untuk diikuti oleh sekolah-sekolah lain. Keberhasilan SMP Negeri 8 Batam dalam mengelola program MBG menjadi contoh nyata implementasi program makanan sehat di sekolah.
Dari hasil tersebut, pihak sekolah berharap program ini dapat diperluas ke sekolah lain dan membawa dampak yang lebih luas bagi siswa di seluruh wilayah.
Pentingnya Keterlibatan Komunitas dalam Program Edukasi Makanan Sehat
Keterlibatan komunitas sangat penting dalam menjalankan program MBG. Sekolah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari orang tua dan masyarakat sekitar.
Orang tua siswa diajak untuk memberikan masukan dan dukungan terkait pengadaan bahan makanan. Dengan dukungan mereka, diharapkan kualitas makanan yang disajikan dapat terus meningkat.
Kompetisi antar siswa dalam menyusun menu juga menjadi cara efektif untuk melibatkan mereka lebih aktif. Dengan cara ini, siswa tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga berperan dalam proses penyajian makanan.
Keberhasilan program ini pun tidak terlepas dari peran aktif mitra, yang menyediakan bahan makanan berkualitas. Kerjasama ini menunjukkan pentingnya sinergi antara sekolah dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.
Melalui keterlibatan komunitas, diharapkan kesadaran mengenai pentingnya makanan sehat dapat meningkat, tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah.
Evaluasi dan Pengembangan Program di Masa Depan
Untuk memastikan keberlanjutan program MBG, evaluasi rutin sangat diperlukan. Sekolah harus secara berkala mengevaluasi efektivitas program dalam mencapai tujuannya.
Melakukan survei kepada siswa soal kepuasan terhadap menu yang disajikan adalah langkah penting. Umpan balik langsung dari siswa akan membantu dalam perbaikan menu di masa depan.
Pihak sekolah juga merencana untuk mengadakan pelatihan bagi siswa dalam mengolah makanan. Ini bisa memberikan keterampilan tambahan bagi mereka dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya gizi.
Di masa depan, SMP Negeri 8 Batam berharap untuk memperluas jenis makanan yang disediakan. Dengan manajemen yang baik, siswa diharapkan tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga lebih berpengetahuan tentang pola makan yang baik.
Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, sekolah yakin dapat menciptakan pendekatan yang lebih holistik dalam mendidik siswa mengenai makanan sehat.