Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Pakistan telah terjalin selama lebih dari tujuh dekade. Tahun 2025 akan menandai perayaan 75 tahun dari hubungan tersebut, yang dijadwalkan dengan kunjungan Presiden Prabowo ke Pakistan, sebuah langkah yang mencerminkan kekuatan kerjasama bilateral kedua negara.
Kedatangan Presiden Prabowo di Pakistan memiliki makna historis yang dalam. Sebelumnya, kunjungan pemimpin Indonesia ke Pakistan bukanlah hal baru, karena presiden pertama Indonesia, Soekarno, juga pernah berkunjung dan disambut dengan luar biasa oleh masyarakat di sana.
Kunjungan Soekarno ke Pakistan pada tahun 1963 adalah salah satu momen bersejarah dalam sejarah diplomasi Indonesia. Di saat dunia menghadapi berbagai tantangan politik, Soekarno mendapatkan sambutan hangat oleh masyarakat Pakistan yang mengaguminya sebagai pemimpin antikolonial.
Kunjungan Bersejarah Soekarno ke Pakistan pada 1963
Pada 23-25 Juni 1963, Soekarno melakukan kunjungan keduanya ke Pakistan. Kunjungan ini menciptakan momen spektakuler, dengan penyambutan yang megah di bandara dan sebuah parade besar yang diadakan untuk mengenang kedatangan pemimpin Indonesia tersebut.
Setelah pesawat Soekarno memasuki wilayah udara Pakistan, pesawat jet tempur mengawal pesawatnya sebagai tanda hormat. Saat dia turun dari pesawat, ribuan tentara telah bersiap menunggu untuk menyambutnya dengan penuh rasa hormat.
Status Soekarno sebagai pemimpin yang berjuang melawan kolonialisme membuatnya sangat dihormati. Penyambutan resmi tersebut juga mencakup 21 kali tembakan meriam sebagai penghormatan atas kunjungan kenegaraannya.
Reaksi Luas Masyarakat terhadap Kedatangan Soekarno
Antusiasme masyarakat Pakistan tidak terbendung saat menyambut kedatangan Soekarno. Ribuan warga turun ke jalan, meneriakkan slogan-slogan dukungan dan membawa bendera merah-putih sebagai simbol persahabatan antara kedua negara.
Rahasia ketertarikan warga Pakistan kepada Soekarno terletak pada reputasinya sebagai tokoh antiimperialis. Di tengah perjuangan melawan pengaruh neokolonial, Soekarno dianggap sebagai sosok yang tegas dan berani.
Banyak orang berdiri di tepi jalan sambil menanti sosok Soekarno yang menjadi simbol perjuangan. Di sepanjang rute yang dilalui, terdapat banyak spanduk dan dekorasi sebagai ungkapan syukur kepada pemimpin Indonesia tersebut.
Hubungan antara Indonesia dan Pakistan Plus Dukungan Moral
Relasi yang erat antara Indonesia dan Pakistan bukan hanya berbasis pada aspek diplomasi, tetapi juga mengakar pada sejarah perjuangan kedua bangsa. Selama masa revolusi Indonesia, banyak tentara Pakistan yang menolak untuk berperang melawan Indonesia karena rasa persaudaraan yang sama sebagai sesama Muslim.
Sambutan hangat dari Soekarno juga mempengaruhi semangat nasionalisme rakyat Pakistan saat itu. Mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk tekanan dari Inggris dan konflik dengan India terkait Kashmir.
Ketika melawat ke Pakistan, Soekarno memberikan suntikan moral kepada halk Pakistan yang merasa tertekan. Kontribusinya dalam mengangkat semangat perjuangan Pakistan menjadi salah satu alasan mengapa ia dikenal sebagai sahabat sejati rakyat Pakistan.
Warisan Soekarno yang Masih Hidup di Pakistan
Meskipun kunjungan Soekarno pada tahun 1963 menjadi kunjungan terakhirnya, pengaruhnya dalam hubungan bilateral Indonesia-Pakistan tetap ada. Sejarah mencatat bahwa Soekarno adalah sosok yang sangat berarti bagi rakyat Pakistan.
Dalam rangka mengenang kunjungan ini, warga Larkana di Pakistan mendirikan Sukarno Tower sebagai penghormatan bagi presiden pertama Indonesia. Karya tersebut melambangkan rasa terima kasih dan perlunya mengingat sejarah persahabatan yang telah terjalin.
Tak dapat dipungkiri, warisan Soekarno di Pakistan menyalakan api persahabatan yang terus berkobar antara kedua bangsa. Semangat kepemimpinan dan visi Soekarno menjadi inspirasi baru bagi generasi selanjutnya dalam menjaga hubungan yang erat.
















