Sementara itu, Vacharaesorn Vivacharawongse, anak lelaki dari istri kedua Raja Thailand, Sujarinee Vivacharawongse, seorang mantan aktris, kembali pulang ke kampung halaman pada 2023, kali pertama setelah 27 tahun meninggalkan negeri gajah putih dan tinggal di Amerika Serikat. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu dinilai berambisi mewarisi takhta meski ia tak menyandang gelar bangsawan.
Namun, mimpinya terhadang oleh aturan Kerajaan Thailand yang ketat, yakni diantaranya jika ia telah menikah dengan orang asing. Hukum suksesi Thailand menyatakan bahwa keturunan keluarga kerajaan ‘akan dikeluarkan dari garis suksesi’ jika mereka ‘menikah dengan orang asing’.
Mengutip NY Post, Vach yang berusia 42 tahun itu diketahui telah menikah dengan Elisa Garafano, seorang pegawai negeri sipil di White Plains, New York. Mereka juga telah dikaruniai dua anak dan tinggal di rumah bata bergaya Cape di Mount Vernon, yang menjadi tempat tinggal mereka di Amerika.
Pernikahan antara Vach dan Elisa dilaporkan kini berada di ambang perceraian, dengan Elisa telah mendaftarkan gugatan perceraian. Namun, proses tersebut saat ini ditangguhkan, dan banyak yang berspekulasi mengenai masa depan mereka.
Perjalanan kehidupan Vacharaesorn dan pengaruh keluarganya
Vacharaesorn memiliki latar belakang yang kaya akan tradisi, berasal dari kerajaan yang memiliki sejarah panjang di Thailand. Selama menjalani masa kecilnya, ia mendapatkan pendidikan yang baik dan budaya yang mendalam tentang tanggung jawab keluarga kerajaan.
Namun, keputusan untuk pindah ke Amerika Serikat memberi Vach perspektif baru dan kebebasan dari tekanan yang ada. Ia menyandang profesi sebagai pengacara, yang menunjukkan kemampuannya untuk menavigasi dunia hukum yang kompleks meskipun dalam bayang-bayang keluarganya.
Kehidupannya yang jauh dari Thailand memberikan kesempatan baginya untuk menjalani kehidupan yang lebih normal. Vach berkesempatan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan hukum, membangun jaringan yang beragam di kota tempat ia tinggal.
Meski menjalani kehidupan yang jauh dari panggung keramaian, nama Vacharaesorn tetap menarik perhatian media, terutama ketika berbicara mengenai kemungkinan mewarisi takhta. Ini menunjukkan bahwa meskipun jarang muncul di publik, latar belakangnya tetap menjadi bahan diskusi yang menarik.
Restriksi hukum suksesi dan dampaknya bagi Vacharaesorn
Hukum suksesi Thailand memang ketat, dan ini menciptakan tantangan bagi Vacharaesorn. Ia termasuk dalam kelompok yang akan dikeluarkan dari garis suksesi hanya karena menikahi orang asing, yang menunjukkan betapa ketatnya regulasi kerajaan tersebut.
Situasi ini memberikan gambaran tentang betapa tradisinya masih sangat dijunjung tinggi di Thailand, di mana kebangsawanan dianggap harus dijaga dari pengaruh luar. Vacharaesorn sepertinya kini terjebak antara kewajiban keluarga dan keinginannya untuk menjalani hidup sendiri.
Kemungkinan keluarnya Vacharaesorn dari garis suksesi membuat banyak orang bertanya-tanya tentang nasib kerajaannya di masa depan. Dengan adanya perubahan dalam struktur keluarga kerajaan, beberapa kalangan menganggap perlu adanya revisi terhadap hukum suksesi saat ini.
Diskusi tentang pernikahan dan dampak hukum ini telah menarik perhatian banyak pihak yang peduli terhadap masa depan Kerajaan Thailand. Sementara Vach berjuang dengan situasi pribadinya, publik terus memantau langkah-langkahnya selanjutnya.
Relevansi Vacharaesorn di era modern Thailand
Di era yang semakin modern, banyak orang yang mulai mempertanyakan relevansi sistem monarki tradisional. Vacharaesorn bisa menjadi contoh nyata dari pergeseran pandangan masyarakat terhadap struktur kerajaan dan posisinya.
Melihat ke depan, penting untuk mempertimbangkan apakah hukum suksesi yang ketat masih sejalan dengan realitas sosial saat ini. Vacharaesorn dapat berfungsi sebagai jembatan antara tradisi dan modernitas, menunjukkan bahwa perubahan adalah hal yang mungkin.
Meski Vacharaesorn tampaknya menghadapi tantangan besar, ia juga memiliki peluang untuk mempengaruhi pemikiran masyarakat mengenai monarki. Dengan pendekatannya yang pragmatis, ia bisa menjadi wajah baru yang mewakili era perubahan.
Interaksi Vach dengan masyarakat dan pengalaman pribadinya dapat menggugah diskusi lebih lanjut mengenai peran monarki di Thailand. Dapatkah ia menjadi agen perubahan yang membawa kerajaannya ke era yang lebih inklusif?