Dengan izin yang sudah kembali, ternyata tidak membuat jalan H20 mulus di pasar China. Regulator setempat justru memperingatkan sejumlah perusahaan teknologi besar, seperti ByteDance dan Alibaba, untuk menahan diri dari pemesanan baru.
Alasannya, chip H20 dianggap menimbulkan risiko keamanan. Cyberspace Administration of China menyebut pakar AI menemukan indikasi chip itu bisa dilacak maupun dikendalikan dari jarak jauh.
CEO Nvidia Jensen Huang merespons tudingan itu secara terbuka. Ia menegaskan tidak ada backdoor dalam chip yang dipasarkan ke China.
Pembatasan yang Diterapkan oleh Regulator China terhadap Perusahaan Teknologi
Keputusan regulator China menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku industri. Mereka merasa sulit untuk memahami mengapa ijin yang sebelumnya diberikan kini terancam kembali dicabut.
Saat ini, banyak perusahaan berada dalam keadaan siaga dan menunggu dengan cemas keputusan selanjutnya. Mereka khawatir akan dampak jangka panjang dari kebijakan pengawasan ini terhadap inovasi teknologi di kawasan tersebut.
Dalam konteks ini, vendor teknologi harus lebih berhati-hati dalam meluncurkan produk terbaru. Ketidakpastian kebijakan membuat mereka memilih pendekatan yang lebih konservatif dalam meraih pasar yang menguntungkan.
Reaksi dari Pihak Nvidia dan Respon terhadap Tuduhan
CEO Nvidia, Jensen Huang, memberikan penjelasan terbuka mengenai tuduhan yang lebih dari sekadar sekadar penolakan. Ia menjelaskan bahwa perusahaan selalu berkomitmen untuk mematuhi regulasi yang diterapkan oleh setiap negara yang menjadi pasar mereka.
Huang mengungkapkan keyakinannya bahwa kehadiran Nvidia di China masih bisa memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan teknologi. Ia juga berharap pemerintah China dapat memahami niat baik perusahaan dalam memperkenalkan teknologi yang bermanfaat.
Keterbukaan dari pihak Nvidia menjadi sangat penting di tengah ketidakpastian saat ini. Salah satu langkah yang diambil adalah menempatkan tenaga ahli untuk bertanggung jawab penuh atas kepatuhan terhadap semua regulasi yang ada.
Potensi Krisis dan Implikasi bagi Hubungan AS-China
Dalam konteks hubungan dagang yang sudah panas antara AS dan China, situasi ini menambah lapisan kompleksitas baru. Investor meragukan apakah langkah-langkah ini hanya awal dari krisis yang lebih besar bagi teknologi dan inovasi antara kedua negara.
Pemerintah China tampaknya semakin berhati-hati dalam mengizinkan perusahaan asing untuk beroperasi di dalam negeri. Hal ini berpotensi memprovokasi retaliasi lebih lanjut dari AS, yang sudah memberikan sanksi kepada beberapa perusahaan China.
Jika ketegangan ini berlanjut, industri teknologi di kedua negara mungkin akan mengalami penurunan yang signifikan. Perusahaan-perusahaan yang bergantung pada kolaborasi internasional harus siap menghadapi dinamika yang terus berubah ini.