Sejarah Indonesia mencatat banyak sosok penting yang berkontribusi dalam pembentukan bangsa. Salah satunya adalah Rokus Bernadus Visser, yang lebih dikenal dengan nama Mohammad Idjon Janbi. Merekalah yang berperan besar dalam pembentukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang dikenal memiliki sejarah gemilang dalam dunia militer Indonesia.
Rokus lahir dan dibesarkan di Belanda. Ia awalnya menjalani kehidupan sebagai pedagang yang membantu bisnis keluarganya di London, Inggris. Namun, situasi yang tidak terduga mengubah jalannya hidupnya ketika Perang Dunia II meletus di Eropa.
Di tengah kekacauan akibat invasi Jerman, Rokus terpaksa menetap di London dan mencari cara untuk bertahan hidup. Ia memutuskan untuk bergabung dengan militer Belanda demi memperoleh penghasilan dan pengalaman baru. Di sana, dia tidak hanya menjadi tentara, tetapi juga mengemban berbagai tugas penting yang menambah keahliannya dalam bidang militer.
Perjalanan Rokus yang Beralih Menjadi Tentara
Pada awalnya, Rokus bertransisi dari pedagang menjadi anggota militer. Di dalam dinas militer, ia ditugaskan untuk menjadi sopir Ratu Belanda, membawa radio di medan perang, serta bertempur dengan berani. Keterampilan dan pelatihan yang didapatnya di pasukan khusus Belanda menjadikan dirinya sosok yang sangat berharga.
Setelah kekalahan Jepang, Rokus ditugaskan untuk melaksanakan operasi di Indonesia. Melihat situasi di Indonesia, ia memutuskan untuk tidak kembali ke Belanda dan memilih untuk tinggal di Bandung. Karier militernya di Belanda berakhir sehingga ia beralih profesi menjadi petani bunga.
Pada saat bersamaan, Rokus yang kemudian mengubah namanya menjadi Mohammad Idjon Janbi, juga menjalani perubahan spiritual dengan memeluk agama Islam setelah menikah dengan seorang perempuan Sunda. Walaupun jauh dari dunia militer, jiwa kepemimpinan dan kemiliterannya tetap membara di dalam diri Idjon.
Pertemuan dengan Panglima Siliwangi dan Pembentukan Kopassus
Di tengah aktivitas barunya sebagai petani, Idjon berkenalan dengan Panglima Siliwangi, A.E. Kawilarang. Dalam perbincangan, Kawilarang sedang mencari sosok berpengalaman untuk melatih pasukan khusus Indonesia. Keahlian Idjon sebagai mantan tentara Belanda menjadi kunci untuk memenuhi kebutuhan ini.
Idjon akhirnya sepakat untuk membentuk pelatihan bagi tentara Indonesia yang ingin memperkuat kemampuannya dalam bertempur. Ia resmi mengenakan seragam militer Indonesia dan diangkat sebagai Mayor. Dengan demikian, status kewarganegaraannya berubah dari Belanda menjadi Indonesia secara resmi.
Pada 16 April 1952, hasil kerja keras Idjon membuahkan hasil ketika pasukan khusus pertama Indonesia resmi dibentuk. Pasukan ini, yang dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopassus), kemudian bertugas dalam berbagai operasi penting di seluruh negeri.
Warisan dan Pengaruh Kopassus dalam Sejarah Militer Indonesia
Sejak dibentuk, Kopassus menjadi salah satu unit yang paling disegani di Indonesia. Pasukan ini terkenal atas pelatihan yang ketat serta dedikasi yang tinggi. Banyak prajurit TNI dari berbagai latar belakang bermimpi untuk menjadi bagian dari pasukan elite ini.
Nama-nama besar di kalangan pemimpin Indonesia, seperti Prabowo Subianto dan Luhut Binsar Panjaitan, merupakan beberapa contoh tokoh yang pernah mengenyam pendidikan di Kopassus. Melalui pendidikan itu, mereka mengasah keterampilan kepemimpinan dan strategi yang membantu mereka dalam karier politik dan militernya.
Bahkan, Prabowo Subianto sebagai mantan Komandan Kopassus secara rutin mengunjungi makam Idjon Janbi sebagai bentuk penghormatan. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh Idjon dalam perkembangan militer dan politik Indonesia.
















