Pada tahun 1973, dunia tinju dikejutkan oleh pernyataan kontroversial seorang legenda tinju, Muhammad Ali. Di tengah kesibukan persiapan untuk pertandingannya di Jakarta, ia mengungkapkan keinginan untuk menjadi Warga Negara Indonesia, tetapi dengan satu syarat yang menarik perhatian banyak orang.
Pernyataan Ali itu muncul dalam konferensi pers menjelang pertandingannya melawan petinju Belanda, Rudie Lubbers. Ali mengklaim akan memperoleh kewarganegaraan Indonesia jika dia kalah dalam pertandingan tersebut, sebuah pernyataan yang mengundang berbagai reaksi dari publik dan media.
Pertandingan itu sendiri dipersiapkan sebagai ajang persahabatan yang penuh harapan. Kedua petinju ini sudah memiliki reputasi yang solid sebagai juara dunia, dan pertarungan mereka menjadi sorotan utama di Jakarta.
Pertarungan Sejarah Antara Ali dan Lubbers di Jakarta
Pertandingan di Jakarta diselenggarakan pada 20 Oktober 1973, di mana Ali diharapkan dapat mempertahankan dominasinya dalam dunia tinju. Namun, dengan pernyataannya mengenai kewarganegaraan itu, Ali menunjukkan sikap yang lebih santai dan percaya diri.
Setelah pertanyaan yang mengejutkan tersebut, Ali juga sempat menarik kembali ucapannya dalam nuansa bercanda. Ia merasa harus memastikan agar Lubbers tidak merasa terlalu percaya diri sebelum pertandingan berlangsung.
Lubbers pun merespons pernyataan Ali dengan penuh hormat. Dia mengakui kemampuan Ali dan berharap bisa bertarung lagi di masa depan, menunjukkan betapa sportifnya kedua petinju ini.
Dari Konferensi Pers ke Balai Kota Jakarta
Setelah konferensi pers yang menggugah, kedua petinju diundang untuk bertemu dengan Gubernur Jakarta, Ali Sadikin. Gubernur Sadikin sendiri merupakan sosok penting dalam mempromosikan olahraga tinju di Indonesia, dan dia sangat mendukung acara ini.
Meskipun suasana acara berlangsung meriah, Ali dan Lubbers tidak melakukan konferensi pers lanjutan setelah pertemuan tersebut. Keduanya memilih untuk kembali ke tempat penginapan mereka dan mempersiapkan diri untuk pertarungan yang ditunggu-tunggu.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Sadikin menyatakan bahwa Ali memiliki keinginan untuk membangun rumah di Indonesia setelah pensiun dari tinju. Ini menunjukkan ketertarikan Ali yang lebih mendalam terhadap Indonesia.
Perjuangan di Atas Ring Tinju
Di hari pertandingan, suasana di Jakarta sangat antusias dan penuh semangat. Banyak penonton yang datang untuk menyaksikan dengan harapan melihat pertarungan yang menegangkan antara dua petinju papan atas. Terlebih lagi, pernyataan Ali sebelumnya semakin menambah intrik pada pertarungan tersebut.
Akhirnya, pertandingan dijalani dengan penuh ketegangan. Ali, dengan segala kemampuannya, berhasil menunjukkan kekuatan dan teknik tinjunya yang luar biasa. Meskipun ada saat-saat sulit, ia mampu bertahan dan mengendalikan jalannya pertarungan.
Setelah 12 ronde yang melelahkan, Ali berhasil memperoleh kemenangan berdasarkan poin. Ini menjadi momen kebangkitan bagi Ali dan menegaskan posisinya sebagai salah satu petinju terhebat sepanjang masa.