Mantan negosiator perdagangan yang pernah menjabat di USTR, Wendy Cutler, mengungkapkan harapannya mengenai kemungkinan pertemuan bermakna antara Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Pertemuan ini, menurut Cutler, diharapkan dapat berlangsung pada akhir tahun ini, terkhusus pada KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Seoul.
Melihat perkembangan ini, Cutler menekankan pentingnya pembicaraan antar negara untuk menyelesaikan isu-isu yang menjadi perhatian, terutama menyangkut keamanan nasional dan perdagangan. Dalam konteks ini, kesepakatan mengenai aplikasi TikTok serta pembelian kedelai dari Amerika oleh Tiongkok memiliki potensi untuk menjadi langkah positif.
Prognosis untuk Pertemuan antara Trump dan Xi Jinping di Seoul
Menurut Cutler, ada harapan bahwa diskusi yang terjadi di Madrid sebelumnya dapat membantu membangun fondasi bagi pertemuan tersebut. Dia menggarisbawahi pentingnya menghasilkan komitmen yang konkret dalam isu-isu yang telah lama dibicarakan kedua belah pihak.
Isu-isu yang sedang dibahas ini mencakup tidak hanya aspek ekonomi, tetapi juga hubungan internasional yang lebih luas. Dengan latar belakang ketegangan yang ada, pertemuan ini bisa menjadi titik awal yang penting untuk meredakan ketegangan yang terus meningkat.
Namun, Cutler menjelaskan bahwa menyelesaikan keluhan ekonomi inti AS terhadap China akan memerlukan waktu yang tidak singkat. Tuntutan untuk perubahan dalam model ekonomi Tiongkok, guna mengurangi ketergantungan pada ekspor, menjadi salah satu tantangan tersulit.
Sementara itu, Tiongkok sepertinya tidak terburu-buru untuk mencapai kesepakatan, terutama jika mereka merasa tidak mendapatkan konsesi signifikan berkaitan dengan kontrol ekspor. Hal ini menambah kompleksitas negosiasi yang telah berlangsung begitu lama.
Keberlanjutan Isu Ekonomi yang Rumit antara Amerika dan Tiongkok
Wendy Cutler menegaskan bahwa meskipun ada niatan untuk mencapai kesepakatan, kedua belah pihak tampaknya tidak dalam posisi untuk memberikan konsesi besar. Terutama dalam hal tarif dan kontrol ekspor, yang menjadi prioritas utama bagi Tiongkok.
Kondisi ini jelas memerlukan strategi jangka panjang dari pihak Amerika Serikat untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam proses tersebut, diperlukan koordinasi yang baik untuk menghindari kebuntuan yang berkepanjangan.
Cutler mengungkapkan kekhawatiran bahwa tanpa terobosan signifikan, pertemuan antara Trump dan Xi Jinping bisa saja tidak menghasilkan perubahan berarti. Ini menunjukkan betapa sulitnya memecahkan kebuntuan yang ada dalam hubungan kedua negara.
Dia juga menekankan pentingnya untuk memahami perspektif masing-masing negara dalam rangka menghindari kesalahpahaman. Hal ini bisa menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan di masa depan.
Perlunya Pendekatan Diplomatik yang Baru dalam Hubungan Global
Dari pengalaman yang telah ada, Cutler menyarankan agar negara-negara berupaya mencari pendekatan diplomatik yang lebih inovatif. Pendekatan ini diharapkan bisa menciptakan ruang bagi dialog yang lebih konstruktif antara Amerika dan Tiongkok.
Saat ini, dunia menghadapi berbagai tantangan global yang memerlukan kerjasama lintas negara. Dengan demikian, penting bagi kedua negara untuk menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dan efektif.
Walaupun tantangan berat masih ada, namun optimisme tetap dapat dipupuk melalui komitmen untuk bernegosiasi. Hal ini bisa memberikan harapan tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas ekonomi global secara keseluruhan.
Memahami bahwa kesepakatan yang saling menguntungkan bisa membawa hasil positif harus menjadi motivasi utama dalam setiap pertemuan yang akan datang. Terlebih dalam konteks isu-isu besar yang mempengaruhi kesejahteraan kolektif dunia.