Wisata ke Bali sering kali mengingatkan orang pada tempat-tempat ikonik seperti Canggu, Kuta, Seminyak, dan Ubud. Namun, Bali memiliki banyak lokasi lain yang juga menawarkan pesona tersendiri dan patut untuk dijelajahi.
Pemerintah dan para pemangku kepentingan di Bali telah menyadari pentingnya melestarikan budaya lokal di tengah berkembangnya sektor pariwisata. Pengembangan wisata yang berkelanjutan menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara pariwisata dan pelestarian budayanya.
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, tantangan dalam mempertahankan warisan budaya semakin nyata. Usaha kecil yang dimiliki oleh penduduk lokal kerap kalah bersaing dengan bisnis yang lebih besar dan lebih modern, yang seringkali mengubah wajah budaya asli Bali.
Inisiatif UNESCO dan Airbnb untuk Pelestarian Budaya Bali
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, UNESCO bersama Airbnb merilis buku panduan yang bertujuan untuk menunjukan sisi unik Bali sekaligus mendorong pelestarian budaya lokal. Upaya ini adalah bagian dari program Bali Cultural Ambassador yang bertujuan menjadikan para host penginapan sebagai duta budaya.
“Kami ingin menciptakan pengalaman yang autentik bagi wisatawan,” ungkap Moe Chiba, spesialis program budaya UNESCO. Buku panduan ini juga berfungsi sebagai alat dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya Bali.
Pelatihan yang diberikan kepada para host menyangkut berbagai aspek, dari kemampuan storytelling hingga praktik bisnis yang ramah lingkungan. Ini bukan hanya tentang merayakan budaya, tetapi juga mengedukasi para pengunjung tentang pentingnya pelestarian budaya.
Kelima Kawasan Budaya yang Menarik untuk Dijelajahi
UNESCO telah memetakan lima kawasan budaya yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Kelima kabupaten tersebut adalah Buleleng, Badung, Tabanan, Gianyar, dan Bangli, yang masing-masing memiliki sistem pengairan Subak yang sudah diakui sebagai Situs Warisan Dunia.
Sistem Subak tidak hanya berfungsi sebagai teknik pengairan, tetapi juga memiliki filosofi yang dalam, yaitu Tri Hita Karana, yang menekankan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Ini merupakan bagian esensial dari budaya dan identitas Bali.
Setiap kawasan memiliki keindahan alam dan budaya yang menawarkan pengalaman unik, termasuk pura-pura terkenal yang merupakan bagian dari tradisi Subak. Lokasi-lokasi ini juga merupakan pusat kegiatan spiritual dan budaya masyarakat setempat.
Berbagai Kerajinan Tangan yang Mewakili Budaya Lokal
Kawasan-kawasan tersebut tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, tetapi juga kerajinan lokal yang kaya makna. Ini termasuk kerajinan perak, ukiran kayu, serta berbagai produk kerajinan tangan lainnya yang dapat dijadikan oleh-oleh.
Kerajinan perak dari Celuk, ukiran kayu khas Gianyar, serta produk anyaman bambu dari Buleleng adalah beberapa contoh yang dapat ditemukan di sana. Masing-masing barang ini mencerminkan keahlian dan kreativitas komunitas setempat.
Kerajinan ini bukan hanya berfungsi sebagai suvenir, tetapi juga melambangkan kekayaan budaya Bali yang patut untuk dijaga dan dilestarikan. Membeli karya seni lokal dapat memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat setempat.