Kegagalan menghadapi penalti di Turin menambah panjang catatan buruk AC Milan di Serie A. Penyerang, Pulisic, yang dikenal sebagai penendang penalti handal, kini justru gagal berulang kali dalam menjalankan tugasnya, memperlihatkan bahwa masalah ini semakin serius dalam tim.
Statistik menunjukkan bahwa AC Milan mengalami tujuh kegagalan penalti dalam 13 kesempatan terakhir sejak awal 2024. Ini berarti lebih dari 50 persen dari penalti yang diambil tidak berhasil, menjadikan mereka yang terburuk di kalangan tim-tim papan atas Eropa saat ini.
Ironisnya, sebelum bergabung dengan Milan, Pulisic tak pernah gagal menjalankan tugas sebagai penendang penalti. Di klub sebelumnya dan tim nasional, ia selalu sukses, namun di Milan, situasinya malah berbalik, di mana ia sudah gagal dua kali mengeksekusi penalti.
Kekalahan pertama terjadi saat Milan bertanding melawan Torino di bulan Februari 2025, dan kini di Turin, insiden serupa kembali terulang. Hal ini jelas menunjukkan bahwa masalah penalti telah menjadi krisis bagi tim di bawah kepemimpinan Massimiliano Allegri.
Statistik Penalti yang Mengerikan dari AC Milan di Serie A
Dalam analisis mendalam terhadap performa AC Milan, terlihat jelas bagaimana statistik penalti mereka menggambarkan kekacauan dalam tim. Di lima kesempatan terakhir, penalti yang gagal berhasil dieksekusi oleh empat pemain yang berbeda, memperlihatkan kurangnya konsistensi dalam pelaksanaan.
Ketidakpastian tentang siapa yang harus menjadi penendang utama menyulitkan tim untuk meraih hasil positif dalam situasi krusial. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki penendang tetap yang dapat diandalkan, yang seharusnya bisa menjadi pilar dalam momen-momen tekanan.
Dengan banyaknya kegagalan, Milan mungkin perlu melakukan evaluasi mendalam mengenai proses pemilihan penendang penalti. Penyerang dan gelandang ofensif perlu dilatih lebih baik untuk menangani tekanan saat dihadapkan pada penalti, agar kebiasaan buruk ini tidak terus berlanjut.
Keberhasilan sebuah tim sering kali dipengaruhi oleh bagaimana mereka bermain di momen-momen kritis. Dengan meningkatnya tekanan dari suporter dan media, manajemen tim tentu harus bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini sebelum berdampak pada performa keseluruhan klub.
Kepercayaan Diri Pemain yang Terpengaruh oleh Kegagalan Penalti
Kegagalan berulang dalam mengeksekusi penalti dapat mempengaruhi kepercayaan diri para pemain. Bagi Pulisic dan rekan-rekannya, situasi ini tentu sangat mengganggu, terutama dalam pertandingan penting di Serie A dan kompetisi lainnya.
Kepercayaan diri yang menurun dapat berpengaruh pada performa mereka di lapangan. Pemain yang merasa tertekan akan kesulitan untuk bermain dengan baik, yang pada akhirnya bisa menjadi bumerang bagi tim.
Melihat hasil yang buruk, pelatih harus mampu memberikan dukungan psikologis kepada pemain, agar mereka tetap termotivasi untuk memperbaiki diri. Diskusi terbuka mengenai kegagalan dapat memfasilitasi pemulihan mental, serta menciptakan rasa kebersamaan yang lebih kuat dalam tim.
Pemain harus memahami bahwa setiap individu dapat menghadapi tantangan. Dengan membangun kembali rasa percaya diri, tim diharapkan bisa keluar dari tekanan dan kembali tampil maksimal di setiap pertandingan.
Pentingnya Sistem Penendangan Penalti yang Solid untuk AC Milan
Dalam rangka memperbaiki catatan penalti yang buruk, AC Milan harus mempertimbangkan untuk mengembangkan sistem penendangan yang lebih solid. Hal ini penting agar tim tidak kehilangan poin berharga di momen-momen krusial.
Pelatih harus memilih penendang berdasarkan performa dan kepercayaan diri terbaru mereka, bukan sekadar berdasarkan reputasi. Dengan cara ini, diharapkan setiap penendang dapat merasa percaya diri saat porsi penalti diberikan kepada mereka.
Praktik rutin di latihan juga menjadi kunci dalam meningkatkan kemampuan penalti. Melalui pengulangan dan teknik yang tepat, para pemain bisa lebih siap saat dihadapkan pada situasi nyata dalam pertandingan.
Selain itu, memilih penendang penalti berdasarkan psikologi individu juga perlu dipertimbangkan. Setiap pemain memiliki kepribadian berbeda yang mempengaruhi cara mereka menangani tekanan, sehingga pemilihan penendang harus melibatkan analisis mendalam.