Indonesia memiliki potensi sumber daya geothermal yang sangat besar, dengan total kapasitas mencapai 23.742 Megawatt (MW). Meskipun saat ini baru sekitar 2.744 MW yang berhasil dikembangkan, terdapat ruang yang luas untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan ini.
Posisi Indonesia saat ini berada di urutan kedua sebagai produsen
Indonesia memiliki potensi sumber daya geothermal yang sangat besar, dengan total kapasitas mencapai 23.742 Megawatt (MW). Meskipun saat ini baru sekitar 2.744 MW yang berhasil dikembangkan, terdapat ruang yang luas untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan ini.
Posisi Indonesia saat ini berada di urutan kedua sebagai produsen listrik panas bumi secara global, hanya kalah dari Amerika Serikat. Potensi ini memungkinkan Indonesia untuk menjadi pemimpin di sektor energi terbarukan, dengan pengelolaan yang lebih efisien dan inovatif.
Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menekankan bahwa sekitar 90% dari sumber daya geothermal masih belum dimanfaatkan. Dalam pembukaan Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025, beliau menyatakan pentingnya mengoptimalkan cadangan yang ada untuk kepentingan bangsa.
Peran Pemerintah dalam Mengembangkan Energi Geothermal di Indonesia
Pemerintah Indonesia bertekad untuk segera melakukan lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Hal ini merupakan bagian dari reformasi yang diinginkan oleh Presiden untuk memberikan kepastian hukum dan mempermudah akses bagi para pelaku usaha di bidang ini.
Untuk mendukung upaya tersebut, Kementerian ESDM telah menyederhanakan proses perizinan yang sebelumnya terkesan rumit. Inisiatif ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investor dan mempercepat pemanfaatan potensi geothermal yang ada.
Dari hasil evaluasi, banyak investor menunjukkan ketidakpuasan terhadap regulasi yang berbelit-belit. Oleh karena itu, Bahlil juga menegaskan pentingnya memotong birokrasi yang tidak perlu demi menciptakan iklim investasi yang lebih baik.
Inovasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Energi Terbarukan
Pada tahun 2024, Kementerian ESDM meluncurkan platform digital bernama Genesis untuk pengelolaan panas bumi. Platform ini dirancang untuk mempermudah proses lelang WKP dan mempercepat pengembangan energi geothermal di tanah air.
Dengan adanya platform digital ini, diharapkan semua proses menjadi lebih transparan dan efisien. Ini merupakan langkah penting menuju modernisasi dalam pengelolaan sumber daya energi di Indonesia.
Inovasi dalam teknologi dan manajemen sumber daya energi menjadi fokus utama pemerintah untuk memaksimalkan pemanfaatan geothermal. Hal ini diharapkan akan membawa perubahan signifikan dalam sektor energi terbarukan di Indonesia.
Komitmen Jangka Panjang dalam Pembangunan Infrastruktur Energi
Pemerintah Indonesia juga mengumumkan rencana pembangunan 48 ribu kilometer sirkuit sebagai bagian dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan.
Menurut Bahlil, kondisi jaringan transmisi saat ini masih perlu diperbaiki untuk menghubungkan sumber energi dengan jaringan listrik yang ada. Proyek ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi distribusi energi di seluruh wilayah Indonesia.
Seiring dengan peningkatan kapasitas produksi dan distribusi, diharapkan agar masyarakat dapat menikmati pasokan listrik yang lebih stabil dan berkualitas. Ini adalah langkah penting menuju kemandirian energi di masa depan.
Investasi dan Kerja Sama di Sektor Geothermal
Pada IIGCE 2025, tujuh nota kesepahaman ditandatangani antara berbagai badan usaha sebagai bentuk komitmen untuk pengembangan sektor geothermal. Kerjasama tersebut termasuk investasi dalam teknologi dan kapasitas pembiayaan sebesar 265 MW dengan total nilai mencapai USD1,5 miliar.
Kerja sama ini melibatkan berbagai perusahaan dari dalam dan luar negeri, menggambarkan antusiasme internasional terhadap potensi geothermal Indonesia. Investasi ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan teknologi dan sumber daya geothermal yang lebih efisien.
Bahlil menyampaikan harapannya agar kerja sama ini dapat meningkatkan kapasitas nasional dan membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Dengan dukungan semua pihak, Indonesia dapat menuju arah yang lebih baik dalam penggunaan energi terbarukan.