Saat ini, isu mengenai energi baru terbarukan semakin mendominasi pembicaraan di kalangan politik dan masyarakat umum. Dalam konteks ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengambil langkah signifikan untuk mengejar target ambisius menciptakan bauran energi terbarukan yang lebih berkelanjutan di masa mendatang.
Melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang terencana hingga 2034, target menuju 100 persen energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2035 menjadi sebuah agenda prioritas yang tidak dapat diabaikan. Dengan komitmen yang jelas, Bahlil Lahadalia, menteri ESDM, menyatakan keyakinan bahwa sasaran tersebut dapat dicapai asalkan kolaborasi antar instansi berjalan efektif.
Pembangunan infrastruktur menjadi kunci penting dalam mendukung transisi energi ini. Dukungan dari semua pihak, termasuk sektor swasta dan masyarakat, diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan program yang ada.
Menyongsong Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan
Menurut Bahlil, pemerintah memiliki rencana jangka panjang yang meliputi penambahan kapasitas sekitar 100 gigawatt pada tahun 2040. Penambahan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan proporsi penggunaan energi terbarukan.
Target ini tercermin dalam RUPTL, yang menggarisbawahi pentingnya pengintegrasian energi terbarukan ke dalam sistem kelistrikan nasional. Dalam periode yang sama, diharapkan energi terbarukan dapat menyuplai kebutuhan energi masyarakat secara merata.
Dengan semakin banyaknya proyek energi terbarukan yang dijalankan, baik yang berskala besar maupun kecil, Bahlil optimis bahwa masyarakat di berbagai daerah, termasuk yang terpencil, akan segera menikmati akses listrik.
Penerapan Teknologi Solar Cell di Wilayah Pedesaan
Bahlil juga menekankan pentingnya implementasi teknologi solar cell sebagai solusi untuk wilayah yang belum terjangkau listrik. Program ini menjadi langkah konkret untuk memenuhi kebutuhan energi dasar masyarakat di pedesaan.
Pemasangan solar cell di desa-desa yang tidak memiliki akses listrik diharapkan tidak hanya menghadirkan cahaya, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan ekonomi lokal. Pendidikan dan kesehatan juga dapat memperoleh manfaat dari peningkatan akses energi.
Selain itu, Bahlil menyebut bahwa penyaluran listrik ke pelosok desa merupakan bagian dari arahan Presiden untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk menanggulangi ketimpangan sosial.
Kendala dan Tantangan dalam Pencapaian Target EBT
Meskipun optimisme mengemuka, beberapa tantangan tetap perlu dihadapi dalam mengejar target EBT ini. Dukungan anggaran, regulasi yang mendukung, serta keterlibatan sektor swasta menjadi faktor yang menentukan keberhasilan implementasi program-program tersebut.
Masalah infrastruktur menjadi salah satu tantangan terberat, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau. Tanpa infrastruktur yang memadai, upaya transisi energi ini akan berjalan lambat.
Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dan pendekatan yang lebih kreatif dalam merencanakan dan melaksanakan proyek-proyek energi terbarukan agar lebih efisien dan efektif.