Dalam dunia transportasi, inovasi dan keberlanjutan menjadi dua elemen yang sangat penting. Perusahaan-perusahaan taksi harus beradaptasi dengan tuntutan zaman sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan yang efisien dan ramah lingkungan.
Di Indonesia, salah satu nama besar dalam industri taksi adalah Blue Bird. Mereka telah menunjukkan komitmen untuk terus berinovasi dalam layanan dan armada mereka di tengah perkembangan teknologi dan permintaan pasar yang terus meningkat.
Blue Bird memiliki sejarah panjang dan perjalanan yang menarik sejak didirikan. Hingga saat ini, mereka berhasil memperluas jaringan dan layanan, menjadikan perusahaan ini sebagai salah satu pilihan utama bagi masyarakat dalam hal transportasi.
Sejarah dan Perkembangan Blue Bird di Indonesia
Blue Bird mulai beroperasi pada tahun 1972 dengan satu armada taksi. Dari saat itu, perusahaan ini telah melalui banyak perubahan dan pertumbuhan yang signifikan.
Hingga akhir tahun 2024, Blue Bird diperkirakan memiliki lebih dari 24.200 unit taksi yang tersebar di 20 kota besar di Indonesia. Pertumbuhan ini menunjukkan bagaimana Blue Bird berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan transportasi publik.
Bukan hanya taksi, Blue Bird juga memiliki berbagai anak perusahaan yang menyediakan layanan berbeda, seperti jasa rental mobil, bus carter, dan logistik. Hal ini membantu perusahaan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dengan beragam kebutuhan.
Komitmen Terhadap Lingkungan dan Inovasi Armada
Salah satu fokus utama Blue Bird adalah keberlanjutan dan pengurangan emisi karbon. Perusahaan ini telah mengoperasikan sekitar 337 kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi menuju lingkungan yang lebih bersih.
Pihak manajemen juga berupaya untuk meningkatkan infrastruktur pendukung, termasuk menyediakan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) di berbagai lokasi, termasuk Bali. Dengan demikian, Blue Bird tidak hanya memikirkan kemajuan bisnis, tetapi juga dampak lingkungan.
Target ambisius yang ditetapkan adalah mengurangi emisi karbon sebesar 50% hingga tahun 2030. Upaya ini melibatkan kombinasi antara penggunaan armada listrik, mobil berbahan bakar CNG (Compressed Natural Gas), dan optimasi rute untuk efisiensi yang lebih baik.
Keberhasilan Finansial dan Pertumbuhan Perusahaan
Dari segi kinerja, Blue Bird menunjukkan hasil yang positif di tengah tantangan yang ada. Hingga Juni 2025, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp 2,67 triliun, meningkat 15% dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba bersih juga mengalami kenaikan yang signifikan, naik sebesar 27,4% menjadi Rp 339,1 miliar. Pertumbuhan EBITDA perusahaan yang tercatat sebesar 21% menjadi Rp 671,9 miliar menunjukkan kesehatan finansial yang baik.
Pencapaian ini tidak terlepas dari strategi bisnis yang adaptif dan fokus pada inovasi serta layanan pelanggan. Blue Bird terus berupaya untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di sektor transportasi.