Apple baru-baru ini mengumumkan daftar pemenang penghargaan App Store Awards 2025, di mana aplikasi Be My Eyes menjadi sorotan utama. Karya inovatif ini diakui memiliki dampak signifikan bagi lebih dari 340 juta orang tunanetra dan dengan gangguan penglihatan di seluruh dunia.
CEO Be My Eyes, Mike Buckley, mengungkapkan perjalanan aplikasi ini, menyoroti pentingnya integrasi kecerdasan buatan serta nilai dari interaksi manusia dalam layanannya. Menurutnya, setiap hari mereka bertanya, “Bagaimana cara membantu komunitas tunanetra agar dapat hidup lebih mandiri?”
Peningkatan jumlah penyandang gangguan penglihatan dipicu oleh populasi yang menua serta meningkatnya kasus degenerasi makula dan diabetes. Be My Eyes lahir dari ide sederhana Hans-Jorgen Weiberg, seorang pengrajin furnitur asal Denmark, yang mengalami kebutaan dan kesulitan saat tidak ada keluarga yang bisa membantunya.
Hans mengembangkan aplikasi yang memungkinkan pengguna terhubung dengan relawan yang dapat melihat melalui kamera ponsel. Pengguna hanya perlu menekan satu tombol untuk memulai, dan bantuan datang dengan cepat dari relawan yang berbicara dalam bahasa pengguna.
Berkat sistem zonasi, relawan selalu siap membantu, baik dalam membaca label, mencari lokasi, atau memilah cucian. Sejak diluncurkan, aplikasi ini telah mengalami pertumbuhan luar biasa, dengan hampir satu juta pengguna tunanetra aktif dan didukung oleh 9,2 juta relawan di lebih dari 160 negara.
Panggilan bantuan rata-rata berlangsung sekitar tiga menit, dengan rasio sukses mencapai 90 persen. Menurut Mike, kombinasi antara teknologi dan semangat kemanusiaan telah membuktikan efektivitas layanan ini.
Aplikasi Be My Eyes dan Inovasi yang Membuat Perbedaan
Be My Eyes bukan hanya sekadar aplikasi; ia adalah simbol harapan bagi banyak orang yang bergantung pada bantuan orang lain. Dengan merangkul inovasi, Be My Eyes menciptakan ekosistem yang menghargai kolaborasi antara teknologi dan manusia.
Melalui sistem kecerdasan buatan, aplikasi ini mendukung interaksi yang lebih efisien, memungkinkan relawan untuk memberikan bantuan langsung kepada pengguna. Mike menekankan bahwa teknologi harus berfungsi sebagai alat bantu yang meningkatkan kualitas layanan, bukan sebaliknya.
Melalui pengalaman pengguna yang desainnya ramah dan mudah digunakan, Be My Eyes berhasil menjangkau lebih banyak individu. Hal ini berkontribusi pada kesuksesan program yang memungkinkan pengguna merasa lebih mandiri dan percaya diri.
Pentingnya menjaga interaksi manusia tetap berada di pusat layanan adalah poin kunci yang ditekankan oleh Mike. Ia percaya bahwa meskipun teknologi telah banyak membantu, hubungan antar manusia tetap menjadi elemen vital dalam aplikasi ini.
Inovasi yang berkelanjutan menjadi bagian dari misi Be My Eyes. Dengan selalu mencari cara baru untuk memperbaiki layanan, mereka berkomitmen untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna dan relawan.
Dampak Sosial Be My Eyes dalam Komunitas Tunanetra
Setiap panggilan bantuan dari Be My Eyes bisa menjadi penentu keseharian orang-orang tunanetra. Dengan adanya aplikasi ini, mereka tidak lagi merasa terisolasi atau kehilangan aksesibilitas.
Keterlibatan relawan dari berbagai latar belakang juga menciptakan jembatan sosial yang mendekatkan berbagai kalangan. Melalui dukungan aktif, relawan tidak hanya membantu, tetapi juga belajar dan memahami tantangan yang dihadapi oleh komunitas tunanetra.
Be My Eyes membuktikan bahwa teknologi dapat memfasilitasi tindakan baik. Dengan mendorong orang untuk terlibat, aplikasi ini menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas di kalangan masyarakat.
Dengan dampak sosial yang signifikan, Be My Eyes telah berkontribusi untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu terkait gangguan penglihatan. Pendidikan dan penyuluhan menjadi bagian penting dalam usaha mereka untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.
Secara keseluruhan, Be My Eyes menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk perubahan sosial yang positif. Ini tidak hanya mengubah kehidupan individu tetapi juga menciptakan gelombang positif dalam masyarakat.
Visi Masa Depan Be My Eyes dan Kecerdasan Buatan
Kedepannya, Be My Eyes berencana untuk terus mengembangkan kemampuan teknologi mereka. Penambahan fitur-fitur baru diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan relawan dalam memberikan bantuan.
Integrasi kecerdasan buatan dalam setiap aspek aplikasi menjadi salah satu fokus utama. Berbagai teknologi terbaru dijajaki untuk menciptakan solusi inovatif bagi pengguna tunanetra.
Mike yakin bahwa masa depan Be My Eyes sangat cerah dengan terus mengutamakan kolaborasi dengan para ahli teknologi dan komunitas. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan ide-ide baru yang lebih revolusioner.
Pentingnya umpan balik dari pengguna menjadi pondasi dalam pengembangan aplikasi di masa depan. Be My Eyes berkomitmen untuk mendengarkan suara penggunanya demi peningkatan layanan yang berkelanjutan.
Kesadaran akan tantangan yang dihadapi oleh penyandang tunanetra mendorong Be My Eyes untuk terus mencari cara baru dalam menyelesaikan masalah. Dengan demikian, visi mereka untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif akan terus berjalan.
















