Indonesia, sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di dunia, mendapat perhatian besar di tingkat global. Proyeksi nilai ekonomi digitalnya kini diperbarui menjadi lebih optimis, mencerminkan perubahan yang luar biasa dalam perilaku dan kebiasaan digital masyarakatnya.
Dengan estimasi kini mencapai angka antara 180 hingga 200 miliar dolar pada tahun 2030, pertumbuhan ini menunjukkan antusiasme luar biasa dari pengguna digital. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin terlibat dengan teknologi digital yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Pada event nasional yang digelar untuk mempromosikan literasi digital, Manajer Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik dari salah satu perusahaan teknologi terkemuka menyampaikan bagaimana pertumbuhan dua digit menjadi faktor utama revisi tersebut. Dengan optimisme yang tinggi, Indonesia diharapkan bisa melampaui target tersebut dengan pertumbuhan yang mampu mencetak rekor.
Pertumbuhan yang pesat terlihat di sektor e-commerce, yang diperkirakan mencapai 140 miliar dolar pada tahun 2030. Sektor ini memegang peranan penting dalam ekonomi digital dan telah tumbuh sekitar 14 persen hanya sepanjang tahun 2024 hingga saat ini.
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia dengan Negara Tetangga
Dalam konteks Asia, Indonesia menonjol dengan pertumbuhan yang mengesankan dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Capaian pertumbuhan lebih dari 127 persen pada tahun 2025 dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh ekonomi digital Indonesia.
Beberapa faktor kunci berkontribusi pada lonjakan ini, termasuk interaksi pengguna yang semakin meningkat dan keinginan masyarakat untuk mendapatkan layanan digital yang lebih personal. Selain itu, integrasi kecerdasan buatan dalam berbagai layanan juga turut memberikan dorongan yang signifikan.
Dari perspektif adopsi AI, lebih dari 80 persen pengguna dilaporkan berinteraksi dengan teknologi ini setiap hari. Sementara, 68 persen di antaranya menggunakan AI untuk percakapan dan bertanya, serta 50 persen lainnya menjadikan AI sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan.
Penerapan Kecerdasan Buatan dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Di ranah profesional, penggunaan AI juga semakin luas. Data menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen pekerja telah memanfaatkan teknologi ini dalam pekerjaan mereka, dengan 50 persen di antaranya berencana untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan terkait AI.
Menariknya, lebih dari 40 persen pekerja menunjukkan minat untuk menganalisis bagaimana mereka bisa belajar menggunakan AI baik dalam konteks profesional maupun pribadi. Hal ini menandakan adanya kesadaran yang semakin meningkat tentang pentingnya memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan efisiensi kerja.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan AI tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran manusia, melainkan untuk mendukung dalam pengambilan keputusan. Motivasi di balik adopsi AI ini sering kali terkait dengan efisiensi waktu serta perlindungan dari risiko penipuan.
Inisiatif untuk Meningkatkan Literasi Digital di Indonesia
Perusahaan teknologi tersebut juga menyoroti pentingnya pengembangan talenta digital di dalam negeri. Melalui berbagai program pelatihan seperti yang telah dilaksanakan, lebih dari 300 ribu pengguna di Indonesia telah dilatih untuk memahami aplikasi AI dalam berbagai konteks kehidupan.
Program ini tidak hanya mendidik, tetapi juga memastikan bahwa guru, pelajar, dan profesional lainnya bisa memanfaatkan AI dengan cara yang praktis. Pendekatan ini membantu menciptakan metode belajar yang lebih kreatif dan interaktif.
Melalui inisiatif tersebut, harapan akan perkembangan ekonomi digital yang berkelanjutan semakin terlihat. Peluang untuk meningkatkan kemampuan digital di seluruh lapisan masyarakat akan membawa dampak positif bagi perekonomian secara umum.
















