Bagi Symone Austin yang berusia 33 tahun, awal tahun 2025 menorehkan sebuah babak baru dalam hidupnya. Ketika ia sedang menjalani rutinitas sebagai desainer UX di sebuah perusahaan ritel, sebuah email yang diterima dari HRD mengubah segalanya dalam hitungan detik.
Pesan yang masuk pada pukul 11 siang itu meminta agar ia mengosongkan jadwalnya untuk sebuah rapat yang dijadwalkan satu jam kemudian. Ingin tahunya menciptakan rasa gelisah yang mendalam dalam dirinya.
Instingnya segera bekerja, dan ia merasakan ketakutan yang tak terelakkan. Setelah menyaksikan pemutusan hubungan kerja yang menimpa manajer dan beberapa rekan kerjanya setahun sebelumnya, Austin tahu bahwa kehati-hatian itu berdasar.
“Saya merasa panik dan cemas, bahkan sampai terharu hingga menangis,” katanya saat di wawancara, menggambarkan perasaannya pada saat itu. Dengan perasaan yang berkecamuk, pertemuan Zoom tersebut resmi mengumumkan bahwa ia terkena PHK, bersama sekitar 20 karyawan lainnya.
Namun, keputusan yang tampaknya merugikan itu justru membawa Austin ke arah yang lebih baik. Dia menemukan kesempatan baru yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Mengubah Krisis Menjadi Peluang di Dunia Konten Digital
Sebelum kehilangan pekerjaan, Austin mendapatkan penghasilan berjumlah USD 131.000 per tahun, atau sekitar Rp 2,18 miliar jika dihitung berdasarkan kurs saat itu. Ketika di PHK, dia masih menerima gaji terakhir dan bonus, serta pesangon kecil untuk membantunya selama masa transisi.
Ditambah lagi, tunjangan pengangguran selama 12 minggu memberikan suntikan dana tambahan sebesar USD 7.200. Selain itu, justru dari hobi lamanya membuat konten di YouTube lah, ia menemukan jalan untuk bangkit.
Dikenal melalui kanal “Life and Numbers” yang diluncurkannya pada tahun 2015, Austin awalnya hanya menjadikannya sebagai wadah kreativitas. Namun, setelah membagikan kisahnya terkait pengalaman PHK, video tersebut meledak dan ditonton oleh lebih dari 700.000 orang di YouTube dan 1,6 juta di TikTok.
Dalam sebulan setelah video tersebut viral, pendapatan dari YouTube melonjak tajam dari USD 900 menjadi USD 5.900. Dalam waktu satu tahun, ia berhasil meraih penghasilan sekitar USD 21.000 hanya dari iklan di platform tersebut.
Namun, pencapaian tersebut tidak berhenti hanya pada iklan. Austin juga mulai mendapatkan penghasilan tambahan dari kerja sama sponsor, tipe fitur “super thanks”, dan penjualan produk digital serta merchandise yang mencapai sekitar USD 3.000.
Langkah-langkah Austin Memanfaatkan Media Sosial untuk Menggali Potensi
Sebagai seseorang yang terampil dalam menyampaikan cerita, Austin mulai membangun kehadirannya di berbagai platform media sosial. Dia menyadari pentingnya menjalin hubungan dengan audiensnya untuk mempertahankan relevansi konten. Dengan konten yang menarik, ia berhasil memenangkan hati lebih banyak follower.
Dia tidak hanya memposting video dan berharap pengikut datang, tetapi juga aktif berinteraksi melalui komentar dan sesi tanya jawab. Keaktifan ini membuat audience merasa terhubung lebih dekat dengan dia.
Dengan cara ini, ia tidak hanya mendapatkan dukungan dari penonton, tetapi juga menciptakan kepercayaan dengan brand-brand yang ingin berkolaborasi. Hal tersebut memberi Austin peluang untuk menjual produk dan menjalin kerja sama lebih lanjut.
Selain itu, Austin juga menempatkan dirinya sebagai seorang mentor dengan berbagi pengalaman dan cerita suksesnya. Ia menggunakan platform tersebut untuk menginspirasi orang lain yang mungkin mengalami situasi serupa, memperkuat jaringannya dalam komunitas online.
Dengan melibatkan diri dalam diskusi yang relevan dan berbagi tips tentang bagaimana cara mengatasi tantangan, Austin mampu menarik perhatian banyak orang. Peningkatan angka subscriber dan interaksi yang tinggi menjadi bukti konsistensinya.
Transformasi dari Desainer UX Menjadi Influencer Konten
Symone Austin mengubah cara pandangnya terhadap karier setelah dituntut menghadapi situasi yang sulit. Dalam menghadapi kehilangan pekerjaan, ia balas menunjukkan bahwa krisis bisa menjadi mimpi yang menjadi kenyataan. Ia menemukan panggilan barunya di dunia konten digital.
Pergeseran peran dari seorang desainer UX menjadi influencer konten bukanlah keputusan yang mudah. Namun, dengan keberanian dan kreativitas, Austin melakukannya dengan gemilang. Sensasi video-videonya memberikan dorongan ekstra untuk mendalami hobinya lebih jauh.
Pada titik ini, pendapatannya yang signifikan dari platform digital menjadikannya bos bagi dirinya sendiri. Dengan fleksibilitas yang lebih, ia dapat membagi waktu antara membuat konten dan menikmati kehidupannya.
Keberhasilannya menjadikan Austin sebagai panutan bagi banyak orang yang menghadapi situasi serupa. Dia menunjukkan bahwa kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana, tetapi dalam setiap tantangan terdapat peluang yang bisa dimanfaatkan.
Dengan menciptakan konten yang otentik dan berbagi cerita riset pengalaman pribadinya, Austin memberi inspirasi kepada banyak orang untuk tetap berjuang meski dalam keadaan yang sulit. Pendekatannya terhadap media sosial menjadi kunci kesuksesan dan perjalanan barunya.
















