Hubungan Sarwendah dan Ruben Onsu kembali menjadi sorotan publik setelah adanya konflik terkait hak pertemuan dengan anak-anak mereka. Sejak kabar tersebut muncul, banyak spekulasi dan rumor yang berkembang di kalangan netizen mengenai permasalahan ini.
Konflik ini menarik perhatian karena melibatkan anak-anak yang menjadi pusat perhatian dalam keputusan dan tindakan kedua orang tuanya. Keduanya dikenal sebagai figur publik, sehingga setiap langkah mereka sering kali diikuti oleh media dan penggemar.
Penjelasan Sarwendah melalui Kuasa Hukumnya
Chris Sam Siwu, kuasa hukum Sarwendah, mengungkapkan bahwa tuduhan yang dialamatkan kepada kliennya sangat tidak berdasar. Ia menegaskan bahwa Sarwendah tidak pernah melarang Ruben untuk bertemu dengan anak-anak mereka.
Lebih lanjut, Chris menjelaskan bahwa semua keputusan yang diambil oleh Sarwendah selalu berfokus pada kebahagiaan dan keinginan anak-anak. Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari pola asuh yang dipegang oleh wanita tersebut, yang sangat mendengarkan kebutuhan anak-anaknya.
“Kami tidak menemukan justifikasi atas klaim tersebut. Sarwendah selalu terbuka untuk komunikasi dan pertemuan di antara Ruben dan anak-anak mereka,” terangnya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.
Fokus Sarwendah dalam Pola Asuh
Chris menambahkan bahwa Sarwendah mengedepankan komunikasi sebagai kunci utama dalam interaksi keluarga. Ia percaya bahwa dengan memahami keinginan anak-anak, semua pihak dapat menjalani hubungan yang lebih harmonis.
“Ini adalah pendekatan parenting yang ingin diterapkan Sarwendah. Fokus utamanya adalah mendengarkan kebutuhan anak dan memastikan mereka merasa nyaman,” ungkap Chris. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya Sarwendah dalam menjalani perannya sebagai seorang ibu.
Chris menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara Sarwendah dan Ruben. Menurutnya, bila terdapat permasalahan, semua bisa diselesaikan melalui dialog yang terbuka dan saling pengertian.
Isu yang Merembet ke Ranah Pribadi
Dalam pernyataannya, Chris juga merasa terkejut dengan adanya pembicaraan yang melebar dari pihak pengacara Ruben. Isu yang awalnya hanya berkaitan dengan masalah keuangan secara tiba-tiba masuk ke ranah pribadi, termasuk masalah nafkah dan hak asuh anak.
“Kami melihat hal ini sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari isu utama yang sedang dihadapi. Menyentuh aspek pribadi seperti ini tidak seharusnya terjadi,” ungkapnya dengan tegas.
Chris juga menyatakan bahwa tuduhan yang ditujukan kepada kliennya sebagai fitnah baru. Hal ini tentunya memperburuk situasi yang sudah rumit antara kedua belah pihak.
Membangun Solusi yang Win-Win
Kedua keluarga tentunya ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka. Menghadapi situasi sulit seperti ini memerlukan kedewasaan dan kompromi dari kedua belah pihak. Sarwendah dan Ruben seharusnya membentuk komunikasi yang kuat demi kesejahteraan anak-anak.
Semoga situasi ini dapat mereda dengan dialog yang konstruktif dan saling menghargai. Masyarakat pun berharap agar konflik ini tidak berkepanjangan dan keduanya bisa berfokus pada masa depan anak-anak.
Menjaga hubungan yang baik meskipun sudah berpisah bukanlah hal mudah. Namun, dengan usaha dan niat yang baik, semua pihak bisa menemukan solusi yang dapat diterima oleh semua. Komunikasi yang terbuka menjadi kunci utama untuk mencapai hal ini.
















