Polda Metro Jaya sedang melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden ledakan yang melibatkan seorang pelajar di SMAN 72 Jakarta. Penyelidikan ini mencakup pemeriksaan terhadap ayah pelaku, yang diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih lanjut tentang latar belakang dan perilaku anak tersebut sebelum peristiwa terjadi.
“Pemeriksaan terhadap orang tua pelaku telah dilakukan dua hari lalu,” ujar Kombes Pol Budi Hermanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya. Penyelidik tidak hanya memeriksa orang tua, tetapi juga sejumlah saksi lain untuk mengungkap situasi seputar ledakan yang terjadi pada 7 November lalu.
Lebih dari 40 saksi yang terdiri dari siswa dan staf sekolah telah dimintai keterangan. “Hari ini, kami mengambil keterangan dari 46 saksi,” jelas Budi, menambahkan bahwa observasi juga dilakukan oleh tim psikolog untuk menilai kondisi siswa pasca insiden.
Pemeriksaan Menyeluruh untuk Mengungkap Fakta di Balik Ledakan
Proses penyelidikan tidak hanya terfokus pada identifikasi pelaku, tetapi juga bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap insiden tersebut. Pengumpulan informasi dari pihak keluarga dan saksi menjadi elemen penting dalam memahami konteks sosial dan psikologis di balik perilaku pelaku.
Penyidik juga berupaya mengonfirmasi berbagai rumor yang beredar mengenai ledakan ini. Oleh karena itu, analisis situasi yang mendalam dilakukan untuk mengetahui apakah ada potensi ancaman lain yang mungkin muncul di lingkungan sekolah.
“Setiap keterangan yang diperoleh akan dianalisis secara seksama agar langkah selanjutnya dapat diambil dengan tepat,” ungkap Budi. Hal ini menunjukkan komitmen pihak kepolisian untuk menangani kasus ini dengan sangat serius.
Langkah Taktis yang Ditempuh oleh Pihak Kepolisian
Pihak kepolisian telah menyita sejumlah barang bukti penting terkait ledakan. Barang bukti tersebut diambil dari korban yang sedang dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mendalami karakteristik ledakan dan mengenali potensi ancaman serupa di masa mendatang.
“Barang bukti yang kami ambil termasuk serpihan dan paku yang terkait dengan sumber ledakan,” ujar Budi. Analisis barang bukti oleh tim laboratorium forensik menjadi langkah penting untuk mendalami jenis bahan peledak yang digunakan.
Proses identifikasi ini diharapkan bisa mengungkap asal mula bahan peledak serta kemungkinan keterlibatan pihak lain, yang mungkin berperan dalam peristiwa ini. Setiap informasi yang bisa diungkap dari barang bukti akan membantu dalam memahami keseluruhan situasi.
Pentingnya Dukungan Psikologis bagi Siswa Pasca Kejadian Kritis
Dalam konteks kejadian yang menimbulkan trauma, penting bagi siswa untuk mendapatkan dukungan psikologis yang memadai. Observasi yang dilakukan oleh tim psikolog bertujuan untuk menilai dampak emosional yang dialami siswa setelah insiden tersebut.
Tim psikolog juga berupaya memberikan konseling bagi siswa yang mengalami kesulitan beradaptasi setelah kejadian. Langkah ini sangat penting untuk memastikan bahwa siswa dapat kembali berfungsi dengan baik di lingkungan sekolah tanpa rasa takut akan insiden yang sama terulang.
“Kami tidak ingin siswa hanya dirawat dari segi fisik, tetapi juga emosional,” jelas Budi. Penanganan yang menyeluruh diharapkan dapat memfasilitasi pemulihan para siswa yang terlibat.
















