Jelang akhir tahun, perhatian terhadap cuaca ekstrem semakin meningkat, terutama bagi sektor penerbangan. Airnav Indonesia secara aktif berupaya menjaga kelancaran arus penerbangan dengan berkoordinasi bersama BMKG demi keamanan dan kenyamanan penumpang.
Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro, mengungkapkan bahwa banyak langkah antisipatif yang telah diterapkan untuk mengatasi potensi gangguan tersebut. Salah satu perhatian utama adalah kemungkinan keterlambatan penerbangan akibat kondisi cuaca buruk yang dapat memengaruhi operasional bandara.
Selain itu, gangguan yang dimaksud juga mencakup masalah di landasan pacu yang mungkin tidak dapat dilalui atau permintaan pengalihan penerbangan. Oleh karena itu, Airnav terus memperkuat kerja sama dengan pihak terkait, termasuk maskapai penerbangan dan pengelola bandara.
Persiapan Menjelang Libur Natal dan Tahun Baru di 2026
Ketika arus libur Natal dan Tahun Baru mendekat, prediksi pertumbuhan jumlah penumpang semakin terlihat. Setio mencatat bahwa pada puncak arus libur tersebut, terdapat proyeksi 1.200 penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, dengan sebagian besar tujuan domestik.
Kendati belum menunjukkan lonjakan signifikan seperti pada tahun-tahun pra-pandemi, evaluasi berdasarkan data tahun sebelumnya tetap memberikan gambaran yang optimis. Bandara Soekarno-Hatta menjadi yang tersibuk dengan tujuan populer seperti Bali, Lombok, dan Yogyakarta.
Dalam menghadapi situasi ini, Airnav akan terus memantau perkembangan dan trend berita dari pemerintah terkait dengan kebijakan perjalanan udara. Permintaan tersebut sepertinya akan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya kebijakan untuk mendorong sektor pariwisata.
Tindakan Proaktif untuk Menjamin Keamanan Penerbangan
Sebagai bagian dari langkah proaktif, Airnav Indonesia telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi tantangan cuaca ekstrem. Koordinasi yang erat dengan BMKG menjadi salah satu inti dari strategi ini, memastikan informasi berkaitan dengan cuaca dapat diakses dengan cepat dan tepat.
Selain itu, pelatihan dan persiapan tim juga menjadi perhatian utama agar siap menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi. Mengingat arus lalu lintas yang meningkat, kesiapan dalam merespon setiap situasi menjadi penentu keselamatan dalam penerbangan.
Dalam hal ini, tidak hanya manajemen penerbangan yang terlibat, tetapi juga lebih banyak kerjasama dibangun untuk memastikan transfer informasi yang efektif. Keterlibatan semua pihak yang berkepentingan sangat penting untuk mencegah timbulnya masalah lebih lanjut akibat cuaca buruk.
Peningkatan Proyeksi Arus Pergerakan Pesawat pada Musim Liburan
AirNav Indonesia meramalkan total pergerakan pesawat akan meningkat mencapai 76.972 penerbangan selama periode 18 hari mendatang. Kenaikan ini diperkirakan mencapai 3,5 persen dibandingkan dengan Nataru tahun lalu.
Dari jumlah total tersebut, sekitar 1.100 pergerakan dapat terjadi setiap harinya, mayoritas akan melalui Bandara Soekarno-Hatta. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun pandemi telah mereda, kegiatan penerbangan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Airnav juga berharap bahwa kebijakan positif dari pemerintah akan mendorong maksimalisasi penggunaan moda transportasi udara, khususnya saat libur akhir tahun. Dengan semangat ini, diharapkan angka tersebut akan terus meningkat seiring dengan kebangkitan pariwisata domestik.
Dengan semakin dekatnya musim libur, masyarakat diharapkan dapat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih hati-hati. Hal ini penting untuk meminimalkan risiko terjadinya masalah yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem. Pihak AirNav tetap berkomitmen untuk memberikan informasi terbaru kepada penumpang dan maskapai untuk menjamin kelancaran perjalanan udara.
Dengan segala langkah yang dilakukan, diharapkan pengalaman penerbangan selama musim libur ini dapat berjalan lancar dan aman. Pada akhirnya, kolaborasi antara berbagai instansi menjadi kunci untuk mengatasi tantangan yang ada dan memastikan setiap penumpang dapat menikmati momen spesial di akhir tahun dengan tenang.
















