Hidup di daerah yang rawan terhadap bencana alam menuntut kesadaran dan tindakan yang proaktif dari setiap individu. Mitigasi bencana menjadi kebutuhan mendesak, bukan sekadar pilihan, agar masyarakat bisa menyelamatkan diri dari ancaman yang tidak terduga serta meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
Tragedi yang terjadi di Armero, Kolombia, tepat 40 tahun lalu menjadi gambaran betapa pentingnya penanganan risiko bencana. Ketidakpedulian terhadap peringatan dari ilmuwan berujung pada hilangnya ribuan nyawa dan hancurnya sebuah kota yang dulunya makmur.
Peristiwa menyedihkan ini menunjukkan bahwa kesalahan dalam keputusan pemerintah dapat berakibat fatal. Sebagai masyarakat, kita harus selalu siap dan mendukung inisiatif mitigasi untuk menghadapi potensi risiko bencana di masa depan.
Sejarah Gunung Nevado del Ruiz dan Perkembangan Armero
Gunung Nevado del Ruiz adalah gunung berapi yang terletak di Kolombia, memiliki sejarah panjang dengan aktivitas vulkanik. Sejak 1,8 juta tahun lalu, gunung ini terus aktif meski dengan periode tenang yang cukup lama, termasuk lebih dari seratus tahun sejak letusan terakhirnya pada tahun 1845.
Wilayah sekitar gunung telah berkembang pesat, berkat tanah yang subur yang mendukung pertanian yang produktif. Armero, saat itu, menjadi penyuplai hampir setengah dari kebutuhan pertanian nasional Kolombia, dengan populasi yang mencapai sekitar 30 ribu jiwa sebelum tragedi melanda.
Menjelang tahun 1985, tanda-tanda peringatan dari gunung mulai terlihat. Aktivitas seismik yang meningkat termasuk gempa bumi kecil dan perubahan perilaku hewan di sekitar gunung menunjukkan adanya potensi bencana yang menghampiri.
Pada tahun 1984, ilmuwan mulai mengamati dan mempelajari tanda-tanda ini, mengidentifikasi risiko yang semakin nyata. Berbagai penelitian dilakukan untuk memetakan potensi ancaman, seperti aliran lava dan lahar, meskipun pemerintah tampaknya mengabaikan peringatan tersebut.
Respons Terhadap Peringatan dan Akibatnya
Meski terdapat laporan rinci dari para ahli yang menjelaskan potensi bencana, pemerintah Kolombia tidak segera mengambil langkah mitigasi yang diperlukan. Keputusan ini didasari oleh kekhawatiran terhadap biaya ekonomi dan politik dari langkah evakuasi.
Pada November 1985, setelah berbagai peringatan yang diabaikan, Gunung Nevado del Ruiz akhirnya meletus. Letusan ini melepaskan material vulkanik ke atmosfer dan mencairkan salju di puncaknya, yang kemudian menjadi lahar mematikan.
Bencana itu berlangsung cepat dan tak terduga; dalam waktu singkat, aliran lahar menewaskan sekitar 23 ribu orang dan menghancurkan ribuan rumah. Kerugian materi diperkirakan mencapai lebih dari satu miliar dolar AS, mencerminkan dampak yang mengerikan bagi masyarakat setempat.
Secara keseluruhan, lebih dari 230 ribu orang terpengaruh, dengan 20 ribu di antaranya terpaksa mengungsi. Permasalahan yang tak terduga ini membuat pemerintah menghadapi tantangan besar dalam memulihkan kehidupan pascabencana.
Pelajaran yang Dapat Diambil dari Tragedi Armero
Tragedi Armero menyisakan banyak pelajaran penting tentang pengelolaan bencana. Salah satunya adalah pentingnya mendengarkan masukan dari ilmuwan dan ahli yang memahami dinamika alam. Penelitian yang akurat dan terpercaya sejatinya harus menjadi dasar bagi pengambilan keputusan dalam mitigasi risiko.
Kedua, kesiapsiagaan masyarakat juga sangat krusial. Masyarakat yang teredukasi dengan baik mengenai risiko dan cara bertindak dalam situasi darurat dapat menyelamatkan banyak nyawa. Pendidikan dan pelatihan tentang mitigasi bencana harus menjadi prioritas utama.
Selain itu, penyediaan infrastruktur yang memadai dan sistem peringatan dini juga tak kalah penting. Pemerintah perlu berinvestasi dalam teknologi untuk mendeteksi aktivitas vulkanik dan memberi peringatan kepada masyarakat sebelum bencana terjadi.
Dengan perencanaan yang matang dan respons yang cepat terhadap peringatan bencana, tragedi seperti yang dialami Armero bisa dihindari di masa depan. Masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk mengimplementasikan strategi mitigasi yang efektif.
Hingga saat ini, Armero menjadi simbol dari akibat kelalaian dan sekaligus pelajaran untuk seluruh dunia. Kita semua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa peristiwa pahit itu tidak terulang dan sejarah tidak terlupakan.
















