Di suatu desa di Kabupaten Muara Enim, sebuah kisah inspiratif terjadi yang tak akan dilupakan oleh Bustam. Dia adalah seorang petani madu lebah liar yang pernah mengalami kerugian besar akibat serangan beruang, namun kini bangkit kembali berkat bantuan yang datang dari berbagai pihak.
Situasi sulit yang dialaminya sempat membuatnya putus asa ketika 500 kotak madu lebah yang ia budidayakan hancur akibat serangan binatang buas tersebut. Hanya tersisa satu kotak saja yang bisa ia selamatkan, dan saat itu, segalanya tampak suram bagi masa depannya sebagai pengusaha madu.
“Habis duit aku, kotak aku 500, habis, sisa satu lagi,” ucapnya dengan nada kesedihan mendalam saat mengisahkan pengalaman pahit tersebut. Kejadian ini, meskipun menyedihkan, menjadi titik balik penting dalam perjalanan hidup Bustam.
Kebangkitan Bustam tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh Medco E&P Lematang. Pada tahun 2022, setelah tragedi menghancurkan itu, lembaga tersebut memberikan bantuan berupa pagar seng, yang sangat membantu dalam melindungi kotak madu dari gangguan hewan liar. Selain itu, kerjasama yang sudah terjalin sejak tahun 2016 ini turut mengedukasi dan mendukung Bustam dalam mengembangkan usaha budidaya madunya.
Berawal dari pengalaman pahit itu, Bustam melakukan refleksi dan bangkit kembali. Kini, ia mengelola kembali sekitar 30 kotak budidaya dengan hasil yang bertumbuh. Pada tahun ini, ia berhasil memproduksi sekitar 170 kilogram madu dalam setahun, dengan panen berlangsung reguler setiap tiga minggu. Ini tentu jauh lebih sedikit dibandingkan sebelum serangan beruang, ketika ia mampu memproduksi hingga 1 ton madu dengan bantuan para anggota kelompoknya.
Proses Budidaya Madu dan Teknik Pengelolaannya
Bustam kini memiliki 27 kotak berukuran besar, masing-masing dapat menghasilkan sekitar 5 kilogram madu. Ada juga beberapa kotak yang lebih kecil, yang memproduksi sekitar 2 kilogram. Ia menunjukkan kepada kami bagaimana proses budidaya ini dilakukan, mulai dari penempatan kotak hingga pemanenan.
Belajar dari pengalaman masa lalu, Bustam kini sangat berhati-hati dalam mengelola sumber dayanya. Dia memastikan bahwa semuanya terjaga dengan baik agar tidak lagi mengalami kerugian besar seperti sebelumnya. Madu yang dihasilkan kini tidak hanya dijual di daerahnya, tetapi juga dipasarkan hingga ke daerah lain, termasuk Jambi dan Bengkulu.
Produk madu yang dihasilkan Bustam juga berbeda dari yang lain. Dia mengemas madunya dalam kemasan 450 mililiter, yang dijual dengan harga Rp 65.000 atau dijual per kilogram seharga Rp 130.000. Inovasi dalam pengemasan ini adalah salah satu langkah penting yang membantunya menarik pelanggan.
Dukungan yang Berkelanjutan dari Mitra dan Komunitas
Keberhasilan Bustam tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk komunitas di sekitarnya. Melalui program yang digulirkan oleh Medco E&P, Bustam mendapat pelatihan tentang teknik pemanenan dan pengemasan yang baik. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas produk madunya.
Dengan dukungan yang kuat ini, Bustam bisa fokus pada pengembangan usaha dan kreativitasnya dalam dunia budidaya madu. Terlebih lagi, hasil penjualan madu tersebut sangat membantu ekonomi keluarga, mengurangi ketergantungan kepada sumber pendapatan lain, seperti kebun karet yang sempat menjadi andalan sebelumnya.
Meskipun harga karet sering mengalami penurunan, Bustam merasa bersyukur memiliki alternatif lain yang memberikan penghasilan stabil. Dia pun merasa lebih optimis dengan masa depan budidaya madunya yang semakin cerah. Keterlibatan dalam kelompok Karya Maju Bersama juga memberikan semangat untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman antar sesama anggota.
Harapan dan Rencana ke Depan
Selain fokus pada pengembangan usaha madu, Bustam juga ingin memperluas jangkauan pasarnya di masa mendatang. Dia berharap dapat mendapatkan akses yang lebih baik ke pasar yang lebih luas, baik secara lokal maupun nasional. Rencana ini diiringi dengan semangat dan keyakinan bahwa usaha yang dilakukannya akan membuahkan hasil yang positif.
Masa depan memang penuh tantangan, tetapi Bustam merasa lebih siap untuk menghadapinya. Dengan sumber daya yang ada dan dukungan yang terus mengalir dari mitra-mitra, ia bertekad mengembangkan usaha madhunya lebih jauh lagi. Semangat inilah yang membangun harapan baru bagi Bustam dan teman-teman di komunitasnya.
Sekarang, Bustam tidak hanya menciptakan lapangan kerja bagi dirinya, tetapi juga membantu menggerakkan ekonomi kolaboratif di Desanya. Ia berharap bahwa kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi petani lain yang juga ingin merintis usaha di bidang yang sama. Setiap jerih payah akan terbayar, dan Bustam mampu membuktikannya.
















