PT Global Digital Niaga Tbk, yang mengelola platform e-commerce Blibli, baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 270 karyawan. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari penyesuaian organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.
Dalam surat resmi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Direktur Eric Winarta menjelaskan bahwa langkah ini merupakan hal yang perlu untuk memastikan keberlanjutan perusahaan di pasar yang kompetitif. Mereka berharap, dengan pengurangan karyawan, perusahaan dapat membuka peluang tumbuh yang lebih baik di masa depan.
Proses penyesuaian ini dimulai dan selesai pada Oktober 2025, dengan penekanan bahwa keputusan ini bersifat permanen tanpa adanya skema relokasi. Tindakan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek dari kinerja perusahaan dan pasar.
Pemutusan Hubungan Kerja sebagai Langkah Strategis Perusahaan
Dalam konteks bisnis yang semakin dinamis, pemutusan hubungan kerja sering kali menjadi langkah yang sulit namun perlu. Eric Winarta menyampaikan bahwa langkah ini diambil demi mengoptimalkan struktur organisasi yang sudah ada.
Perusahaan berusaha untuk membangun nilai jangka panjang bagi pemegang saham, dan pemutusan hubungan ini adalah tahap awal dari serangkaian langkah efisiensi yang akan diterapkan. Pengurangan karyawan sebanyak 270 orang menandakan upaya perusahaan untuk merampingkan operasional demi mencapai tujuan tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa dalam proses ini, perusahaan memberikan paket kompensasi yang sesuai—bahkan lebih baik dari yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperhatikan kesejahteraan karyawan meskipun dalam keadaan sulit.
Keputusan Berdasarkan Proyeksi Keuangan yang Cermat
Keputusan untuk mem-PHK karyawan tentunya berlandaskan pada data keuangan yang ada. Perusahaan melaporkan kerugian sebesar Rp 1,84 triliun hingga September 2025, meski pendapatan mengalami peningkatan sebesar 25,61% menjadi Rp 15,23 triliun.
Kenaikan pendapatan ini tidak sejalan dengan pengelolaan biaya yang efisien, di mana beban gaji, pemasaran, dan diskon menjadi faktor utama yang menyebabkan kerugian. Melihat situasi ini, efisiensi biaya operasional menjadi prioritas utama untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
Dengan langkah-langkah efisiensi yang sedang dan akan dilaksanakan, perusahaan berharap dapat mengubah arah keuangan mereka menuju hasil yang lebih positif. Ini adalah tantangan besar dalam mempertahankan daya saing di industri yang cepat berubah.
Implikasi jangka panjang dan Rencana ke Depan Perusahaan
Meskipun langkah pemutusan hubungan kerja ini menyisakan dampak emosional pada banyak pihak, Eric yakin bahwa langkah ini adalah untuk kebaikan perusahaan dalam jangka panjang. Penyesuaian organisasi diperlukan agar perusahaan dapat tetap relevan dan kompetitif.
Dalam rencana ke depan, perusahaan akan fokus pada pengembangan inovasi produk dan layanan yang lebih baik untuk pengguna. Mereka percaya bahwa dengan memantapkan struktur internal, perusahaan bisa merespon kebutuhan pasar dengan lebih cepat dan tepat.
Diharapkan, langkah-langkah efisiensi yang diambil ini juga akan membawa perusahaan menuju peningkatan profitabilitas di masa mendatang. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan nilai lebih bagi pemegang saham dan mengurangi tekanan keuangan secara keseluruhan.
















