Tepat dua tahun lalu, Israel melancarkan serangan besar terhadap warga Palestina, yang menggugah dukungan luar biasa dari masyarakat Indonesia terhadap perjuangan tersebut. Hubungan yang terjalin antara Indonesia dan Palestina ternyata telah ada sejak lama, bahkan sebelum konflik ini berlangsung, dan memiliki sejarah yang sangat mendalam.
Kisah tentang Muhammad Ali Taher, seorang dermawan asal Palestina, menjadi salah satu contoh konkret dari solidaritas tersebut. Pada tahun 1948, ketika Indonesia sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan, Ali Taher menunjukkan kepeduliannya dengan menyumbangkan seluruh uangnya untuk membantu perjuangan rakyat Indonesia.
Peristiwa ini terjadi di tengah Agresi Militer Belanda II, ketika pemerintahan Republik Indonesia mengalami krisis parah. Kota Yogyakarta diserang habis-habisan, menyebabkan kekacauan yang membuat kehidupan warga sangat sulit, dan banyak yang mencari cara untuk bertahan.
Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat untuk melawan penjajah, termasuk penyelundupan dan gotong royong untuk mengusir tentara Belanda. Di luar negeri, para diplomat Indonesia bekerja keras untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain, memohon dukungan untuk kemerdekaan yang sedang diperjuangkan.
Salah satu dukungan yang paling berarti datang dari Ali Taher, yang lahir di Nablus, Palestina. Ali Taher tidak hanya seorang pengusaha sukses, tetapi juga seorang dermawan yang peduli terhadap perjuangan rakyat yang terjajah, termasuk di Indonesia.
Ali Taher memiliki hubungan baik dengan seorang diplomat Indonesia, Mohamed Zen Hassan, yang berperan penting dalam mencari dukungan dari negara-negara Arab. Dalam salah satu pertemuannya, Ali Taher menunjukkan kesediaan untuk berkorban demi membantu Indonesia.
Dukungan dari Seorang Dermawan Palestina kepada Indonesia
Ali Taher mengajak Hassan ke Bank Arabia dan tanpa diduga, ia menarik seluruh tabungan pribadi yang dikumpulkannya selama bertahun-tahun. Uang yang diserahkan bukan hanya untuk membantu, tetapi sebagai bentuk solidaritas yang mendalam terhadap perjuangan Indonesia.
Hassan awalnya tidak menyadari bahwa dana tersebut dimaksudkan untuk Indonesia. Namun, Tak lama setelah itu, ia menyadari bahwa sumbangan ini akan sangat berarti bagi upaya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.
“Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia,” kata Ali Taher, yang terukir dalam memoar Hassan. Meskipun tidak ada catatan pasti berapa jumlah uangnya, aksi ini menunjukkan seberapa besar empati dan dukungan yang diberikan.
Kisah Ali Taher menjadi salah satu alasan penting mengapa Indonesia tetap konsisten mendukung Palestina. Sejak awal proklamasi Israel pada tahun 1948, Indonesia sudah menolak untuk mengakui keberadaannya, yang dianggap telah merampas tanah Palestina.
Perjuangan Bersama Rakyat Palestina yang Tak Akan Patah
Presiden Soekarno, dalam sejumlah kesempatan, menegaskan dukungan Indonesia kepada Palestina adalah bagian dari komitmen terhadap perjuangan kemanusiaan dan antiimperialisme. Pada berbagai konferensi internasional, Presiden Soekarno menolak kehadiran Israel.
Dalam pidato yang disampaikan pada 17 Agustus 1966, Soekarno menekankan bahwa dukungan terhadap Palestina adalah bagian dari perjuangan bangsa Indonesia. Ia menyatakan bahwa Indonesia harus bangga menjadi bangsa yang konsisten dan berjuang melawan penjajahan.
“Kita adalah satu bangsa yang konsekuen, bukan sekadar berdiri di atas jiwa kemerdekaan. Kita juga tak akan mengakui Israel,” tegas Soekarno. Pandangan ini terbentuk dari pengalaman dan pengorbanan yang dialami bangsa Indonesia sendiri.
Sejarah menunjukkan bahwa solidaritas antara Indonesia dan Palestina berlangsung dalam berbagai bentuk, dari dukungan diplomatik hingga aksi nyata. Dukungan ini bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi terwujud dalam tindakan nyata bagi rakyat Palestina.
Jejak Sejarah Persahabatan Indonesia-Palestina yang Mendalam
Solidaritas yang terjalin ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil dari sejarah panjang kedua bangsa yang memiliki pengalaman pahit terhadap penjajahan. Dalam banyak kesempatan, Indonesia tetap terdepan dalam menyuarakan hak-hak rakyat Palestina di kancah internasional.
Banyak acara dan konferensi menyaksikan ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina, di mana Indonesia selalu berharap agar suara mereka didengar. Dengan semangat persatuan, Indonesia berkomitmen untuk membantu Palestina mendapatkan hak yang seharusnya mereka miliki.
Seiring waktu, dukungan Indonesia terhadap Palestina tidak hanya bersifat politis, tetapi juga di bidang kemanusiaan dan sosial. Pemerintah dan masyarakat Indonesia selalu berusaha menggalang dana dan akses bantuan bagi rakyat Palestina.
Palestina, dalam konteks ini, bukan hanya sekadar masalah internasional, tetapi juga menjadi bagian dari identitas dan perjuangan bangsa Indonesia. Komitmen ini menciptakan jembatan kasih yang menghubungkan kedua bangsa meskipun terdapat tantangan di sepanjang jalan.
















