Tragedi ambruknya bangunan masjid di Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, telah mengguncang banyak pihak. Tiga jenazah tambahan berhasil ditemukan, menambah jumlah total menjadi 13, selama lima hari operasi pencarian yang menegangkan.
Proses evakuasi ini dijalankan oleh tim Pos Mortem Polda Jawa Timur dengan bantuan berbagai pihak. Setiap jenazah yang ditemukan secepatnya dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk menjalani serangkaian prosedur identifikasi.
Pantauan di RS Bhayangkara menunjukkan bahwa jenazah yang tiba di dalam kantong mulai datang pada sore hari. Hal ini memberikan harapan bagi keluarga yang menunggu kabar mengenai keberadaan santri mereka.
Prosedur Penanganan Jenazah di Rumah Sakit
Kombes M. Khusnan Marzuki, Kepala Bidang Dokkes Polda Jatim, menjelaskan standar operasional dalam menangani jenazah. Setiap jenazah yang diterima langsung menjalani pemeriksaan post mortem yang mendetail dan sistematis.
Pemeriksaan ini mencakup pembersihan, pencatatan kondisi medis, serta pengidentifikasian fisik korban. Seluruh data yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan informasi ante mortem yang disediakan oleh pihak keluarga.
Khusnan juga menekankan pentingnya partisipasi keluarga dalam proses identifikasi. Mereka diminta untuk menyediakan data yang akurat, termasuk sidik jari, yang dapat ditemukan di dokumen resmi seperti ijazah atau paspor.
Peran Data Ante Mortem dalam Identifikasi
Data ante mortem sangat penting untuk menentukan identitas setiap jenazah dengan akurasi tinggi. Di antara informasi yang dibutuhkan adalah rekam medis yang berhubungan dengan kondisi gigi dan ciri-ciri fisik yang khas.
Rekaman panoramic gigi dan sidik jari menjadi bukti kuat untuk mengidentifikasi jenazah. Jika sidik jari tidak tersedia, opsi lain seperti tanda lahir dan barang pribadi korban juga dapat digunakan.
Apabila tidak ada opsi yang memungkinkan, uji DNA menjadi cara terakhir untuk memastikan identitas. Proses ini menunjukkan betapa kompleksnya tahapan identifikasi, yang membutuhkan kerjasama antara tim medis dan keluarga korban.
RS Bhayangkara sebagai Pusat Identifikasi Korban
RS Bhayangkara Polda Jawa Timur berfungsi sebagai pusat untuk penanganan jenazah tragedi ini. Seluruh jenazah yang dievakuasi dipusatkan di sini untuk menjalani berbagai prosedur yang diperlukan.
Di rumah sakit ini, para ahli medis bekerja tanpa lelah untuk memastikan semua proses dilakukan dengan baik dan tepat. Tim medis dibantu oleh sukarelawan dan relawan dari masyarakat yang ingin memberi dukungan.
Setelah seluruh tahapan selesai dan identifikasi dilakukan, jenazah akan diserahkan kepada keluarga. Proses ini sangat emosional dan penuh haru bagi semua yang terlibat, terutama bagi keluarga yang kehilangan.