Donor darah adalah salah satu cara mulia yang dapat menyelamatkan nyawa. Aktivitas ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan transfusi darah, tetapi juga memberikan keuntungan kesehatan bagi pendonor itu sendiri.
Namun, donor darah tidak bisa dilakukan sembarangan. Terdapat sejumlah syarat dan kondisi tertentu yang harus dipenuhi agar baik pendonor maupun penerima darah tetap dalam keadaan aman.
Penting untuk memahami siapa saja yang tidak diperbolehkan melakukan donor darah. Ini tidak hanya demi melindungi penerima darah, tetapi juga untuk menjaga kesehatan pendonor itu sendiri.
Ketentuan Dasar dan Persyaratan untuk Donor Darah
Sebuah program donor darah yang dihormati menetapkan beberapa syarat kesehatan yang harus dipenuhi oleh calon pendonor. Syarat tersebut menjamin bahwa darah yang disumbangkan aman untuk diterima oleh orang lain.
Beberapa syarat umum untuk menjadi pendonor darah antara lain adalah harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Selain itu, pendonor juga harus berusia antara 17 hingga 60 tahun, atau sampai 65 tahun untuk mereka yang sudah berpengalaman dalam mendonorkan darah.
Selain syarat usia, ada juga persyaratan fisik lainnya seperti berat badan minimal 45 kg dan tekanan darah yang normal. Seseorang juga harus memastikan kadar hemoglobin dalam darahnya berada di antara 12,5 hingga 17,0 gr/dL.
Jenis-jenis Penyakit dan Kondisi yang Melarang Donor Darah
Setelah mengetahui syarat dasar, ada beberapa jenis penyakit atau kondisi medis yang membuat seseorang tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darah. Ini penting untuk diperhatikan agar tidak membahayakan siapa pun.
Misalnya, seseorang yang sedang mengalami pilek atau flu diharuskan untuk menunda donor darah setidaknya selama 7 hari setelah gejala hilang. Ini untuk mencegah penyebaran virus lewat darah yang disumbangkan.
Kondisi lain yang bisa menghalangi seseorang untuk mendonorkan darah adalah jika mereka kekurangan zat besi. Seseorang dengan kadar hemoglobin di bawah batas minimum juga tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darah.
Pengaruh Obat-obatan terhadap Kemampuan Donor Darah
Penggunaan obat-obatan tertentu bisa sangat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mendonorkan darah. Beberapa jenis obat, seperti aspirin, bisa memicu penundaan donor darah.
Pendonor yang menggunakan obat pengencer darah umumnya juga tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darah karena khawatir darah mereka sulit membeku. Namun, ada beberapa pengecualian, misalnya perempuan yang menggunakan pil KB.
Layaknya obat-obatan lain, jika seseorang sedang menjalani pengobatan antibiotik, mereka disarankan untuk menunggu sampai masa pengobatan selesai sebelum melakukan donor darah.
Kondisi Khusus yang Menghambat Donor Darah
Selain sakit umum dan penggunaan obat, ada juga kondisi khusus yang membuat seseorang tidak bisa mendonorkan darah. Misalnya, ibu hamil dan menyusui yang memerlukan banyak nutrisi tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darah.
Setelah melahirkan, ibu disarankan untuk menunggu setidaknya enam minggu sebelum dapat mempertimbangkan kembali untuk mendonorkan darah. Ini adalah waktu penting bagi ibu dan bayi untuk pulih dari proses bersalin.
Selain itu, orang dengan tekanan darah yang sangat tinggi atau rendah juga tidak boleh donor darah. Kondisi ini bisa menjadi risiko baik bagi pendonor dan penerima darah, sehingga sangat penting untuk memantau tekanan darah sebelum melakukan donor.